Banda Aceh, Beritasatu.com – Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain membantah informasi yang beredar luas di media sosial mengenai penemuan jenazah di dalam mobil-mobil yang terendam banjir parah di Aceh Tamiang. Klarifikasi ini disampaikan untuk meredam keresahan masyarakat di tengah upaya penanggulangan bencana.
Dalam keterangan persnya pada Selasa (9/12/2025), Al Hussain menegaskan tim Basarnas telah melakukan pengecekan langsung di lokasi mobil-mobil terendam dan menumpuk.
“Kita sudah cek, ternyata tidak ada. Tidak ada orang yang berada di dalam kendaraan,” tegas Al Hussain.
Ia menjelaskan laporan mengenai adanya bau jenazah yang santer terdengar diduga berasal dari asumsi warga yang mencium aroma tak sedap di lokasi banjir.
“Yang ada hanya beberapa bangkai hewan yang menimbulkan bau. Untuk manusia, sudah kita pastikan insyaallah tidak ada. Clear,” ungkapnya, memberikan jaminan kepada publik.
Untuk memastikan akurasi pencarian dan bantahan, Basarnas menggunakan teknologi pendukung canggih berupa drone thermal. Alat ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi panas tubuh manusia dari ketinggian, bahkan di tengah genangan air.
“Drone thermal bisa mendeteksi panas tubuh dari ketinggian. Ini lebih canggih daripada live locator yang biasanya digunakan untuk korban tertimbun reruntuhan,” jelas Al Hussain.
Ia menambahkan, pihaknya juga sedang menyiapkan rencana penerjunkan tim K-9 (anjing pelacak) untuk operasi lanjutan, terutama setelah permukaan air di wilayah tersebut semakin surut.
Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, turut mengonfirmasi hasil pemeriksaan tersebut dan menjelaskan kronologi terendamnya puluhan mobil.
“Relawan dari dinas saya juga kami suruh cek, benar tidak ada jenazah. Ternyata mobil itu kosong,” jelas Murthalamuddin.
Ia menuturkan mobil-mobil tersebut awalnya diparkir di kawasan yang dianggap paling aman saat hari pertama banjir. Namun, karena ketinggian air terus naik secara ekstrem, mobil akhirnya terendam dan menumpuk di satu titik.
“Klarifikasi resmi dari Kepala Basarnas dan Posko Tanggap Darurat ini diharapkan dapat menghentikan penyebaran informasi yang tidak akurat (hoaks) dan meredam kepanikan masyarakat, sehingga upaya penanggulangan bencana dapat berjalan fokus dan lancar,” ungkapnya.
