JAKARTA – Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan keluar dari perjanjian perdagangan bebas Amerika Serikat–Meksiko–Kanada (USMCA).
“Itu selalu menjadi salah satu skenario,” ujar Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer kepada Politico dilansir ANTARA, Kamis, 4 Desember.
Dia menyebut Presiden Donald Trump hanya akan melanjutkan partisipasi AS dalam perjanjian tersebut jika jelas menguntungkan bagi negara itu.
“Alasan kami memasukkan periode peninjauan dalam USMCA adalah untuk mengantisipasi kebutuhan merevisi, meninjau, atau bahkan keluar dari perjanjian,” kata Greer.
Berdasarkan naskah USMCA, setiap pihak berhak keluar dari perjanjian dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada para pihak lainnya enam bulan sebelumnya.
Pada akhir Juli, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menaikkan tarif atas barang Kanada yang tidak memenuhi ketentuan USMCA, dari 25 persen menjadi 35 persen mulai 1 Agustus, setelah kedua negara gagal mencapai kesepakatan dalam batas waktu yang ditetapkan Washington.
Kanada mencabut seluruh tarif balasan atas barang asal AS yang tercakup dalam perjanjian pada 22 Agustus, kecuali untuk produk baja, aluminium, dan otomotif.
Pada 26 November, Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan Kanada akan memberlakukan tarif global sebesar 25 persen untuk produk terkait baja.
Ia menekankan langkah tersebut bersifat global dan tidak secara khusus ditujukan kepada Amerika Serikat.
