200 Selebritas Dunia Serukan Bebaskan Marwan Barghouti yang Terancam Tewas Dipenjara Israel

200 Selebritas Dunia Serukan Bebaskan Marwan Barghouti yang Terancam Tewas Dipenjara Israel

JAKARTA – Gelombang seruan untuk membebaskan pemimpin Palestina, Marwan Barghouti, yang dipenjara di Israel sejak 2002, semakin gencar.

Seruan tersebut merupakan bagaian dari kampanye internasional yang diikuti lebih dari 200 selebritas dunia. Mulai dari aktor Hollywood, Javier Bardem, hingga novelis Kanada, Margaret Atwood, memberikan dukungan tersebut.

Mereka yang mendukung seruan ini menerbitkan surat terbuka pada Rabu waktu setempat yang mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pemerintah sejumlah negara untuk mengambil tindakan atas upaya Israel menahan lebih dari 23 tahun Barghouti.

“Kami menyampaikan keprihatinan mendalam kami atas pemenjaraan Marwan Barghouti yang terus berlanjut, perlakuan buruk yang kejam, dan penolakan hak-hak hukumnya selama di penjara,” demikian bunyi surat terbuka tersebut, Kamis 4 Desember, dikutip dari Al Jazeera.

Barghouti, seorang pemimpin senior kelompok Fatah yang dianggap banyak orang sebagai Nelson Mandela-nya Palestina, menjalani lima hukuman seumur hidup di penjara-penjara Israel atas tuduhan terkait serangan-serangan selama Intifada kedua, yang berlangsung dari tahun 2000 hingga 2005.

Awal tahun ini, pria berusia 66 tahun tersebut, dihujat langsung di dalam selnya di Penjara Ganot, Israel, oleh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir.

Barghouti juga telah berulang kali menjadi sasaran serangan brutal selama di penjara, sehingga mengalami luka fisik.

Dalam rekaman video yang disiarkan stasiun TV Israel, Channel 12 pada Agustus 2025, terlihat Ben-Gvir mengintimidasi langsung Barghouti.

“Kau tidak akan menang,” kata Ben-Gvir di dalam sel Barghouti.

Rekaman itu memperlihatkan penampakan pertama Barghouti setelah bertahun-tahun ditahan. Kerabatnya terkejut dengan penampilan Barghouti, yang diduga kuat akibat “kelelahan dan kelaparan”.

Pada Oktober 2025, putra Barghouti mengatakan bahwa ayahnya telah dipukuli habis-habisan oleh petugas Israel saat pemindahan penjara pada September 2025. Barghouti disebutkan patah pada empat tulang rusuk dan cedera kepala.

Karena khawatir Barghouti akan meninggal dalam tahanan, keluarganya meluncurkan kampanye “Bebaskan Marwan”, dengan berbagai acara yang diselenggarakan di berbagai negara, termasuk Inggris dan Prancis.

Kampanye internasional itu kemudian disambut oleh lebih dari 200 selebritas dunia yang menganggap hak asasi manusia harus ditegakkan.

Barghouti dianggap sebagai tokoh kunci potensial dalam pembentukan negara Palestina karena kemampuannya menyatukan berbagai faksi politik. Ia dipandang oleh banyak orang sebagai harapan terakhir bagi Palestina yang merdeka.