Berdasarkan pendataan terkini, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi wilayah dengan dampak paling berat. Dengan 122 korban masih dinyatakan hilang, tantangan terbesar kini adalah kondisi jenazah yang diperkirakan mulai membusuk akibat tertimbun.
“Ini mungkin seminggu ke depan akan lebih sulit untuk identifikasi karena jenazah yang masih tertimbun mengalami proses pembusukan. Sidik jari atau wajah mungkin sudah rusak,” jelas Karumkit.
Oleh karena itu, tim telah menyiapkan langkah antisipatif dengan metode identifikasi primer. “Kami menyiapkan langkah identifikasi menggunakan data primer, yaitu sampel DNA,” tegasnya.
Jika jenazah tidak teridentifikasi dan karena alasan keterbatasan tempat penyimpanan, Kombes Taufik memastikan akan dilakukan pemakaman dengan penandaan khusus.
Hal itu untuk memudahkan proses pengambilan jenazah jika di kemudian hari ditemukan kecocokan DNA yang dapat menunjukkan lokasi pemakaman kepada keluarga.
Untuk penanganan korban luka, seluruh pasien dirawat di rumah sakit setempat, termasuk RS Bhayangkara Batangtoru, dengan opsi rujukan ke Kota Medan.
“Persediaan obat sejauh ini sudah kami terima dari Mabes Polri, dan sudah didistribusikan ke kabupaten/kota yang paling memerlukan, terutama Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga,” pungkasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432138/original/016997500_1764758085-a05b850e-9f12-4f5b-a7be-23964f88e6a0.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)