Industri Minuman Ringan Pesimistis Nataru 2025/2026 Dongkrak Penjualan

Industri Minuman Ringan Pesimistis Nataru 2025/2026 Dongkrak Penjualan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyebut, kinerja pertumbuhan sektor minuman siap saji masih menantang hingga akhir tahun ini. Pengusaha juga pesimistis menangkap peluang pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. 

Ketua Umum Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan, pertumbuhan total industri nonalcoholic ready to drink (NARTD) yakni sebesar 1,8% year-on-year/yoy pada kuartal ketiga tahun ini. 

“Namun, kami belum optimis penjualan Nataru tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu mengingat kinerja pada waktu awal tahun ini terkait Lebaran juga belum optimal,” kata Triyono kepada Bisnis, dikutip Rabu (3/12/2025). 

Dari data awal tahun atau kuartal I/2025, kinerja sektor minuman siap saji terkontraksi atau minus 1,3% yoy. Meski pada kuartal III/2025 mengalami pertumbuhan, angka itu hanya disumbangkan oleh kategori air minum dalam kemasan (AMDK). 

Triyono menyebut, kategori minuman siap saji lainnya masih mengalami kontraksi. Meski pesimistis Nataru bisa mendongkrak kinerja pertumbuhan signifikan, pihaknya tetap berharap ada angin segar.

“Momentum Nataru ini kami harapkan dapat sedikit memberikan boost kepada penjualan produk minuman NARTD termasuk kategori selain AMDK,” jelasnya. 

Dalam hal ini, Triyono menyebutkan, tantangan utama industri minuman ringan masih terkait dengan daya beli konsumen yang dinilai masih lemah, serta consumer confidence yang juga masih lemah.

Meski begitu, Mandiri Institute mencatat Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025 berada di level 312,8, atau tumbuh 1,5% secara mingguan (week on week/wow). Artinya, aktivitas belanja masyarakat menunjukkan peningkatan pada pekan kedua November, melanjutkan tren positif sejak awal kuartal IV/2025.

Kenaikan ini relatif stabil jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada pekan sebelumnya yang mencapai 1,7%. Sebagai catatan, MSI tercatat mengalami tren penurunan sepanjang kuartal III/2025.

Untuk tahun depan, pelaku industri minuman ringan berharap pemerintah dapat terus fokus untuk memperbaiki fundamental ekonomi dan iklim industri. 

“Juga menjalankan program-program yang menopang kemampuan daya beli konsumen mengingat lebih 50% perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi,” pungkasnya.