ACEH BESAR – Harga cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, melonjak drastis dari Rp100.000 per kilogram (kg) menjadi Rp200.000 per kg.
Kenaikan fantastis ini dipicu banjir serta terputusnya jalur transportasi dari sejumlah daerah penghasil di Aceh.
“Banjir yang melanda Aceh mengakibatkan terganggunya distribusi sejumlah komoditas dari daerah penghasil karena ada jembatan yang terputus sehingga tidak bisa dilewati,” ujar Plt Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Aceh Besar Sulaimi di Lambaro, Antara, Jumat, 28 November.
Selain cabai merah, sejumlah komoditas lain juga mengalami kenaikan signifikan. Harga cabai rawit naik dari Rp30.000 menjadi Rp80.000 per kg, bawang merah dari Rp35.000 menjadi Rp38.000 per kg, serta telur ayam ras dari Rp57.000 per papan (isi 30 butir) menjadi Rp65.000 per papan.
Menurut Sulaimi, lonjakan harga cabai terjadi karena pasokan dari daerah penghasil seperti Pidie, Bener Meriah, dan Takengon terhambat akibat banjir.
Akses menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah juga terputus sehingga distribusi tersendat dan membuat stok di pasar semakin terbatas.
“Persediaan di pasar memang minim karena pasokan dari daerah penghasil sangat terbatas,” katanya.
Meski demikian, sejumlah kebutuhan pokok masih terpantau stabil. Beras premium dijual Rp15.300 per kg, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp13.100 per kg, minyak goreng curah Rp17.100 per liter, MinyaKita Rp15.700 per kg, gula pasir curah Rp18.000 per kg, dan tepung terigu Rp14.000 per kg.
Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Aceh Besar terus memantau perkembangan harga dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran pasokan selama wilayah Aceh masih terdampak banjir.
