Probolinggo (beritajatim.com) – Persaingan wilayah berdagang di Kota Probolinggo kembali memicu kekerasan. Seorang penjual tahu bulat keliling bernama Adit menjadi korban percobaan pengeroyokan oleh delapan orang di Jalan Semeru, Kecamatan Kademangan, Selasa (25/11/2025) malam. Insiden tersebut diduga kuat dipicu oleh sengketa lahan dagang.
Menurut keterangan keluarga korban, Agus Sugianto, peristiwa bermula saat Adit tengah berteduh dari hujan di kawasan Taman Semeru, Kelurahan Triwung Kidul, setelah berjualan di wilayah Kelurahan Ketapang. Di lokasi itu, Adit didatangi seorang pria berinisial RD yang langsung melarangnya berjualan di wilayah tersebut.
“Awalnya Adit berteduh karena hujan. Tiba-tiba RD datang dan menyuruhnya pindah ke daerah Tongas,” ujar Agus.
Setelah terjadi perdebatan singkat, RD meninggalkan lokasi. Namun tidak lama kemudian, ia kembali bersama kelompoknya. Delapan orang tersebut langsung mengepung Adit dan mencoba menyerangnya. Mereka juga membawa besi dan senjata tajam yang digunakan untuk mengancam korban.
“Komplotan ini datang dan mencoba menyerang. Mereka membawa besi dan sajam. Adit diancam dan dikepung,” tambah Agus.
Merasa terancam, Adit menghubungi keluarganya. Situasi sempat memanas hingga seorang warga perempuan yang berada di dekat lokasi berupaya melerai dan menghentikan aksi para pelaku. Keluarga korban kemudian menghubungi polisi.
Petugas Polres Probolinggo Kota yang tiba di lokasi segera mengamankan delapan orang yang diduga terlibat dalam percobaan pengeroyokan tersebut. Polisi juga menyita barang bukti berupa besi serta senjata tajam yang diduga digunakan saat mengancam korban.
Para pelaku kemudian dibawa ke Mapolres Probolinggo Kota untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara Adit yang menjadi korban tidak mengalami luka fisik serius, namun masih berada dalam kondisi trauma.
Hingga berita ini diturunkan, penyidik masih memeriksa kedelapan pelaku. Polisi juga mendalami dugaan adanya pengaturan wilayah dagang yang memicu konflik di lapangan. Kasus ini menjadi perhatian warga setempat mengingat maraknya perselisihan antar pedagang terkait wilayah jualan dalam beberapa bulan terakhir. (ada/ian)
