Bocah 8 Tahun di Blitar Hilang Misterius, Sempat Terlihat Berjalan ke Arah Sungai

Bocah 8 Tahun di Blitar Hilang Misterius, Sempat Terlihat Berjalan ke Arah Sungai

Blitar (beritajatim.com) – Kabar memilukan datang dari Desa Jaten, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Seorang bocah perempuan berinisial APN (8) dilaporkan hilang secara misterius setelah tidak kembali ke rumah selama tiga hari terakhir.

Kekhawatiran keluarga memuncak karena hingga Sabtu (22/11/2025), keberadaan putri kecil mereka belum juga ditemukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar bersama pihak kepolisian kini turun tangan memperluas area pencarian.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Wahyudi, membenarkan laporan orang hilang tersebut. Ia menjelaskan bahwa laporan resmi baru diterima petugas pada Jumat (21/11/2025) sore, meskipun korban sebenarnya sudah hilang kontak dengan keluarga sejak dua hari sebelumnya.

“Menurut keterangan keluarga, korban APN hilang sejak Rabu (19/11/2025). Keluarga sempat berusaha mencari sendiri selama dua hari tapi tidak ketemu. Karena buntu, akhirnya mereka membuat laporan kepada kami dan kepolisian kemarin sore,” terang Wahyudi kepada awak media, Sabtu (22/11/2025).

Berdasarkan penggalian informasi di lapangan, hilangnya APN diduga kuat berkaitan dengan aktivitasnya saat terakhir kali terlihat. Pada Rabu (19/11), korban diketahui sedang asyik bermain air hujan di depan rumahnya.

Namun, petunjuk mengarah pada skenario yang mengkhawatirkan. Saksi mata sempat melihat bocah malang tersebut berjalan menjauh dari rumah menuju area aliran sungai.

“Berdasarkan keterangan saksi, korban terlihat berjalan menuju arah Sungai Proyek Jaten. Jaraknya cukup dekat, kurang lebih hanya 100 meter dari rumah korban,” jelas Wahyudi.

Dugaan sementara, korban mungkin tergelincir atau terseret arus, mengingat debit air sungai yang fluktuatif di musim penghujan ini.

Untuk mempermudah identifikasi masyarakat jika menemukan korban, BPBD merilis ciri-ciri fisik APN saat terakhir kali terlihat. Korban mengenakan baju berwarna ungu dan celana berwarna kuning.

Selain itu, Wahyudi menyebutkan bahwa korban memiliki kondisi khusus yang membuat pencarian ini semakin mendesak.

“Korban memiliki ciri khusus yakni mengalami kesulitan atau keterlambatan berbicara (speech delay),” ungkapnya. Kondisi ini dikhawatirkan menyulitkan korban untuk berteriak meminta tolong jika berada dalam bahaya.

Saat ini, tim gabungan telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan asesmen lanjutan dan penyisiran di sekitar titik terakhir korban terlihat.

“Personel sudah di lokasi untuk melakukan asesmen dan pemantauan di lapangan. Rencananya operasi pencarian akan terus dilanjutkan hari ini dengan menyisir aliran sungai dan area sekitar,” tandas Wahyudi. [owi/beq]