Citilink Reaktivasi 1 Armada Tambahan, Efek Suntikan Danantara?

Citilink Reaktivasi 1 Armada Tambahan, Efek Suntikan Danantara?

Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan PT Citilink Indonesia mereaktivasi satu armada tambahan, sehingga total armada yang saat ini beroperasi mencapai 31 unit. 

Direktur Utama Citilink Darsito Hendroseputro Langkah ini merupakan bagian dari program reaktivasi armada yang tengah dijalankan perusahaan untuk memperkuat kapasitas operasional dan meningkatkan layanan kepada pelanggan.

“Penambahan armada operasional ini memberi momentum penting bagi Citilink untuk memperluas jaringan dan memperkuat keandalan layanan,” kata Darsito dalam keterangan resmi, Jumat (21/11/2025).  

Proses reaktivasi telah dilakukan oleh GMF AeroAsia melalui proses pemeliharaan secara menyeluruh, inspeksi ketat, serta pemenuhan seluruh standar yang ditetapkan oleh regulator untuk memastikan keamanan dan kesiapan pesawat sebelum kembali beroperasi.

Langkah ini menjadi bentuk kolaborasi strategis antara Garuda Indonesia Group dalam menjaga kualitas dan mendukung operasional penerbangan secara optimal.

Pada tahun ini, program reaktivasi armada Citilink ditargetkan dapat mencapai 36 pesawat beroperasi. Meningkat signifikan dari 21 pesawat pada pertengahan tahun. 

“Pencapaian ini menunjukkan progres positif dari rangkaian perbaikan dan upaya pemulihan yang terus dilakukan oleh perusahaan,” tulis Darsito. 

Darsito menekankan, keberhasilan reaktivasi armada ini juga membuka ruang bagi Citilink untuk menyesuaikan kapasitas penerbangan, memperluas jaraingan, serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. 

Citilink akan terus melanjutkan program reaktivasi armada secara bertahap sesuai rencana, sekaligus memastikan seluruh proses pemeliharaan dan perawatan dilakukan sesuai standar keselamatan penerbangan yang berlaku.

Dapat Modal Rp14,9 Triliun

Adapun, langkah ini hadir bertepatan dengan tak lama setelah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyalurkan Rp14,9 triliun suntikan dana dari Danantara.

Para pemegang saham menyetujui suntikan penyertaan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero). Penyertaan modal dilakukan dengan setoran modal tunai sebesar Rp17,02 triliun serta konversi utang pinjaman pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun. 

Sebagian besar dari hasil penambahan modal tersebut akan disalurkan kepada Citilink sebagai peningkatan modal. 

Diperinci, sebanyak 47,45% dari total modal atau setara dengan Rp11,23 triliun akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional Citilink, yang meliputi pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat Citilink. 

Dana tersebut berasal dari konversi SHL senilai Rp4,82 triliun dan Rp6,40 triliun berasal dari setoran modal tunai.

Sekitar 15,77% atau Rp3,73 triliun yang seluruhnya berasal dari setoran modal tunai, bakal digunakan untuk melakukan pembayaran atas seluruh utang pokok pembelian bahan bakar pesawat Citilink.

Utang tersebut dimiliki Citilink kepada Pertamina dengan nilai US$225 juta dalam perjanjian antara Pertamina dengan Citilink pada 8 Desember 2023.