Nvidia Beralih ke Chip Memori Bergaya Smartphone, Harga Memori Server Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat

Nvidia Beralih ke Chip Memori Bergaya Smartphone, Harga Memori Server Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat

JAKARTA – Nvidia dilaporkan akan menggunakan chip memori bergaya smartphone pada server kecerdasan buatannya (AI). Ini adalah sebuah langkah yang menurut Counterpoint Research dapat memicu lonjakan harga memori server di dunia hingga dua kali lipat pada akhir 2026.

Laporan yang dirilis Rabu 19 November menyebutkan bahwa dalam dua bulan terakhir, rantai pasokan elektronik global telah mengalami kelangkaan chip memori lama (legacy memory), karena banyak pabrikan mengalihkan fokus ke chip memori kelas atas yang digunakan pada semikonduktor untuk aplikasi AI.

Namun, Counterpoint menegaskan bahwa masalah baru sedang mengintai. Nvidia telah memutuskan untuk menekan konsumsi daya pada server AI dengan mengganti jenis memori yang digunakan—dari DDR5, memori standar untuk server, ke LPDDR, jenis memori hemat daya yang lazim ditemukan pada ponsel dan tablet.

Nvidia dijadwalkan merilis laporan keuangannya pada Rabu malam.

Menurut Counterpoint, server AI membutuhkan jumlah chip memori yang jauh lebih banyak dibandingkan sebuah smartphone, perubahan tersebut diperkirakan menciptakan lonjakan permintaan mendadak yang belum siap ditangani oleh industri.

Produsen memori seperti Samsung Electronics, SK Hynix, dan Micron saat ini sudah menghadapi kekurangan pasokan DRAM lama setelah mengurangi produksinya untuk lebih fokus pada pengembangan High Bandwidth Memory (HBM) — komponen penting dalam akselerator canggih yang mendorong ledakan teknologi AI global.

Counterpoint memperingatkan bahwa kelangkaan di segmen bawah pasar memori berpotensi merembet ke segmen atas, karena produsen chip mempertimbangkan untuk mengalihkan lebih banyak kapasitas pabrik mereka ke produksi LPDDR demi memenuhi permintaan Nvidia.

“Risiko terbesar di depan mata adalah pada memori tingkat lanjut. Peralihan Nvidia ke LPDDR membuat mereka menjadi pelanggan sebesar produsen smartphone utama — sebuah perubahan besar dalam rantai pasokan yang tidak mudah menyerap lonjakan permintaan seperti ini,” tulis Counterpoint.

Firma riset itu memperkirakan harga chip memori server akan melonjak hingga dua kali lipat pada akhir 2026.

Kenaikan harga memori server diprediksi menambah beban biaya bagi penyedia layanan cloud dan pengembang AI, terutama ketika anggaran pusat data sudah ditekan oleh pengeluaran besar untuk GPU dan peningkatan infrastruktur daya.