Di Tengah Perang, Ukraina Diterpa Skandal Korupsi

Di Tengah Perang, Ukraina Diterpa Skandal Korupsi

Jakarta

Gelombang skandal korupsi kembali mengguncang pemerintahan Kyiv. Menteri Kehakiman Herman Haluschtschenko dan Menteri Energi Switlana Hryntschuk menyatakan mundur setelah Presiden Volodymyr Zelenskyy meminta mereka bertanggung jawab atas dugaan keterlibatan dalam jaringan pencucian uang berskala besar di sektor energi dan pertahanan.

Keduanya menolak tuduhan tersebut, tetapi pengunduran diri kedua menteri menandai meluasnya dampak dari penyelidikan yang dilakukan oleh Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina (NABU).

Operasi “midas” dan bayangan bisnis energi

Penyelidikan NABU dimulai sejak musim panas 2024 dan menyoroti praktik korupsi di perusahaan energi negara Energoatom, operator empat reaktor nuklir terbesar di Ukraina. Operasi rahasia itu diberi nama “Midas”, merujuk pada raja mitologi Yunani yang mengubah segala yang disentuhnya menjadi emas—sebuah simbol keserakahan dan kekuasaan yang melekat pada kasus ini.

Pada 10 November, NABU melakukan 70 penggeledahan terhadap pejabat tinggi di Kyiv dan beberapa wilayah lain. Kepala tim penyidik, Oleksandr Abakumow, menyebut seluruh staf lembaganya dikerahkan dalam operasi ini. Dari hasil pengumpulan ribuan jam rekaman audio, terungkap dugaan adanya kelompok kriminal tingkat tinggi di sektor energi dan pertahanan.

Lima tersangka telah ditahan, sementara dua lainnya masih diburu.

Menurut NABU, anggota kelompok ini memungut suap sebesar 10 hingga 15 persen dari setiap kontrak kerja sama dengan Energoatom. Perusahaan yang menolak membayar diancam tidak akan menerima pembayaran atau dicoret dari daftar pemasok.

“Telah tercipta sistem di mana perusahaan strategis dengan omzet lebih dari 200 miliar hryvnia tidak lagi dikendalikan oleh manajemen resmi, melainkan oleh pihak luar yang berperan sebagai ‘manajer bayangan’,” tulis NABU dalam pernyataannya.

Jejak “karlson” dan jaringan uang kotor

Media Ukraina Ukrajinska Pravda melaporkan bahwa “Karlson” kemungkinan besar adalah Timur Minditsch, pengusaha dan teman lama Presiden Zelenskyy. Minditsch dikenal sebagai salah satu pendiri Kvartal-95, rumah produksi televisi yang ikut membesarkan nama Zelenskyy sebelum terjun ke politik.

Rumah Minditsch termasuk yang digeledah NABU pada 10 November, namun ia diduga telah meninggalkan Ukraina beberapa jam sebelum operasi dimulai.

Dalam penggeledahan itu, penyidik menyita lebih dari empat juta dolar AS dalam ikatan uang resmi Federal Reserve Bank Amerika Serikat. Abakumow mengatakan uang tersebut kemungkinan besar berasal dari rekening luar negeri dan dialirkan melalui jalur perbankan Eropa sebelum tiba di Ukraina.

Dampak politik dan reaksi pemerintah

Dewan pengawas Energoatom menyatakan akan mengadakan rapat darurat untuk membahas temuan ini dan melakukan audit independen terhadap seluruh transaksi. Dalam pernyataan publik di Facebook, perusahaan menegaskan bahwa skandal ini tidak mempengaruhi operasional reaktor nuklir maupun keamanan energi negara.

Presiden Zelenskyy dalam pidato video menegaskan kasus ini “harus dibawa sampai ke pengadilan.” Ia menyebut Energoatom sebagai “tulang punggung energi nasional” dan menegaskan bahwa integritas adalah hal utama.

“Setiap pejabat atau pengusaha yang terlibat dalam praktik korupsi akan dihukum. Tidak ada pengecualian,” ujarnya.

Perdana Menteri Julia Swyrydenko juga menyatakan dukungan penuh terhadap penyelidikan NABU. Ia menegaskan bahwa pemberantasan korupsi adalah prioritas utama pemerintah, dan bahwa setiap pelanggaran hukum harus diikuti hukuman yang tegas. Pemerintah, tambahnya, telah mencabut kewenangan dewan pengawas Energoatom dan memerintahkan audit menyeluruh terhadap proses pembelian dan pengadaan.

Ujian moral di tengah perang

Skandal ini mengguncang citra pemerintahan Zelenskyy di tengah upaya mempertahankan dukungan internasional melawan agresi Rusia. Kasus korupsi Energoatom memperlihatkan betapa sulitnya membangun tata kelola bersih di negara yang sedang berperang.

Bagi banyak warga Ukraina, ini bukan sekadar kasus hukum, melainkan ujian moral: apakah pemerintah mampu membersihkan dirinya sendiri ketika setiap dolar bantuan asing dan setiap tetes energi dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

Editor: Yuniman Farid

(ita/ita)