Temuan Tumpukan Limbah Diduga B3 Berbau Menyengat, Ini Langkah DLH Kabupaten Mojokerto

Temuan Tumpukan Limbah Diduga B3 Berbau Menyengat, Ini Langkah DLH Kabupaten Mojokerto

Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto langsung turun tangan usai adanya laporan temuan belasan karung berisi limbah yang diduga sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) jenis slag atau abu peleburan aluminium di Desa Bangun, Kecamatan Pungging.

Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono mengatakan, pihaknya langsung menerjunkan tim pengawas lingkungan ke lokasi bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Bangun serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Mojokerto untuk melakukan pemeriksaan awal.

“Kami telah melakukan beberapa tindakan cepat. Antara lain menutup tumpukan limbah dengan terpal untuk mencegah penyebaran lebih luas, memasang garis Pengawasan Perlindungan Lingkungan Hidup (PPLH) di sekitar lokasi dan kami mengimbau masyarakat tidak mendekati area temuan,” ungkapnya, Selasa

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kepala Dusun Bangun untuk menelusuri sumber pembuangan limbah yang menimbulkan bau menyengat tersebut. Rachmat menambahkan, pihaknya juga sudah menghubungi DLH Provinsi Jawa Timur serta DLH Kabupaten Jombang terkait penelusuran pelaku.

“Dugaan sementara limbah tersebut dibuang secara sembunyi-sembunyi dan kemungkinan dari wilayah Jombang. Kami akan menelusuri oknum atau perusahaan yang membuang limbah ini. Jika terbukti, sanksi tegas menunggu sesuai peraturan lingkungan hidup yang berlaku,” tegasnya.

Masih kata Rachmat, limbah tersebut diduga merupakan abu peleburan aluminium dan ditemukan sekitar 14 titik atau 14 gundukan dalam satu lokasi. Kondisi limbah dikemas dalam sak atau karung tetapi bagian atas sudah terbuka semua, tercium bau yang sangat menyengat dan membuat mata pedih.

“Karakteristik limbah abu aluminium yang sangat berbahaya dan perlu diperhatikan bahwa limbah ini ketika masih aktif bentuknya seperti pasir halus lembut berwarna abu-abu. Ketika limbah ini dlm kondisi kering, cenderung tidak berbau, sedangkan jika terkena air, limbah ini akan mengeluarkan bau yang sangat menyengat,” ujarnya.

Jika terhirup terasa menusuk sampai ke dada dan membuat mata pedih. Namun, lanjutnya, lama-kelamaan limbah tersebut akan memadat seperti batu atau semen. Karakteristik limbah tersebut diduga kemudian seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai urugan.

“Sehingga kami juga dilakukan koordinasi dengan DLH Provinsi Jatim untuk penanganan selanjutnya karena diduga limbah tersebut berasal dari luar Kabupaten Mojokerto. Area temuan limbah masih dalam pengawasan dan kami meminta warga tetap waspada dan tidak melakukan kontak langsung dengan limbah,” pungkasnya.

Sebelumnya, warga Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto digegerkan oleh temuan belasan karung berisi limbah yang diduga sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) jenis slag atau abu peleburan aluminium. Tumpukan limbah yang mengeluarkan bau menyengat tersebut ditemukan di lahan terbuka pada, Jumat (7/11/2025) pekan lalu. [tin/ian]