Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkap sisi lain masa mudanya sebagai pengguna setia layanan kereta api atau yang umum dikenal publik dengan istilah “anak kereta” (anker).
Dalam pernyataannya di peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, Selasa, Kepala Negara menyebut kereta api sebagai moda transportasi umum yang kala itu menjadi bagian penting dari perjalanannya ke suatu tempat dan ke tempat lain.
“Saya sangat terkesan karena waktu saya muda memang saya naik kereta api terus. Saya ini orang yang paling suka dengan kereta api,” katanya melalui Tim Komunikasi Presiden di Jakarta.
Bagi Presiden, kecintaannya terhadap kereta api bukan sebatas kenangan masa lalu, tetapi juga alasan mengapa sektor transportasi massal menjadi perhatian besar dalam agenda kerja di pemerintahannya.
“Kereta api dan semua transportasi massal, mass transit system, itu adalah bagian dari kehidupan masyarakat modern yang sangat, sangat, sangat strategis dan sangat vital,” katanya.
Prabowo menilai, keberadaan transportasi massal yang efisien adalah penanda kemajuan suatu bangsa.
Transportasi publik yang aman, terjangkau, dan nyaman menurutnya bukan hanya soal mobilitas, melainkan soal keadilan sosial memberi kesempatan setara bagi seluruh lapisan masyarakat untuk bergerak, bekerja, dan beraktivitas dengan mudah.
Presiden Prabowo menilai sistem kereta api nasional memiliki potensi luar biasa untuk terus ditingkatkan baik dari segi pelayanan maupun jangkauan lintasan.
“Kereta api Indonesia dengan semua sistemnya dilaporkan kepada saya mengangkut penumpang satu tahun 486 juta. 486 juta penumpang naik sistem kereta api kita,” ucapnya.
Angka tersebut, lanjut Presiden, menunjukkan bahwa moda transportasi ini memiliki peran vital bagi masyarakat dan ekonomi nasional.
“Dan memang sistem kereta api kita ini akan menjadi fokus perhatian dari program pemerintahan yang saya pimpin,” katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
