Peringatan Penasihat Informal Danantara Ray Dalio soal Siklus Klasik Krisis Utang

Peringatan Penasihat Informal Danantara Ray Dalio soal Siklus Klasik Krisis Utang

Bisnis.com, JAKARTA — Investor global dan pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, mengingatkan bahaya bagi suatu negara yang menanggung terlalu banyak utang di tengah perlambatan ekonomi.

Menurut sosok yang diangkat sebagai penasihat informal Danantara itu, bahaya klasik tersebut telah berulang terjadi dalam sejarah ekonomi dunia.

Melalui akun pribadinya di X, @RayDalio, Jumat (7/11/2025), Dalio menuliskan bahwa kondisi tersebut lazim memicu siklus yang saling memperburuk satu sama lain.

Menurut Dalio, pola itu dimulai saat suatu negara tidak lagi mampu meminjam dana untuk membayar kewajibannya. 

“Kekaisaran [negara] tidak bisa lagi meminjam uang untuk membayar utangnya,” tulisnya. 

Situasi itu biasanya mendorong otoritas moneter untuk mencetak uang baru dalam jumlah besar guna menutup defisit. Namun, langkah tersebut justru menurunkan nilai mata uang dan memicu inflasi.

Dampaknya, standar hidup masyarakat menurun, membuka jalan bagi munculnya ekstremisme politik. 

“Penurunan standar hidup menyebabkan munculnya ekstremisme politik,” ujarnya dalam utas tersebut.

Lebih lanjut, Dalio menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang bergejolak cenderung melemahkan produktivitas nasional. Ketika sumber daya semakin menyusut, konflik mengenai cara pembagian kekayaan pun meningkat. 

Dalam situasi seperti itu, kata dia, pemimpin populis sering kali muncul dengan janji akan mengembalikan ketertiban dan kendali negara.

Dalio menutup unggahannya dengan menyoroti bahaya sistemik dari kebijakan pemerintah yang tidak terkendali. Hal itu menjadi suatu pola yang, menurutnya, telah berulang dalam sejarah kekuatan besar dunia.