Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah tengah merumuskan rencana besar untuk merevitalisasi Pasar Senen sebagai pusat brand lokal atau pusat merek lokal, seiring pembatasan pakaian bekas impor dan upaya menghidupkan kembali industri pakaian dalam negeri.
Deputi Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menegaskan rebranding diperlukan agar identitas baru pasar sesuai dengan kebutuhan konsumen sekaligus mendukung pertumbuhan usaha lokal.
Temmy menyebut, Pasar Senen selama ini dikenal sebagai pusat fashion, sehingga peralihan menuju produk lokal tidak akan terlalu jauh dari karakter pasar tersebut. Pemerintah juga akan menyiapkan produk lokal non-fashion sebagai pelengkap, namun fokus utama tetap pada penjualan pakaian.
“Nanti brand lokal ini bukan hanya fashion ya ada mungkin yang lain kita akan juga siapkan tapi kita tahu selama ini pasar Senen adalah pusatnya fashion ya pakaian-pakaian lah jadi paling tidak jauh dari situ cuma kita akan me-rebranding pasti mere-branding bahwa Senen adalah salah satu pusatnya brand lokal kita,” ujarnya usai menggelar pertemuan dengan perwakilan asosiasi dan sejumlah platform digital, Jumat (7/11/2025).
Ia menuturkan, kebiasaan masyarakat dalam berburu pakaian bekas sudah lama terbentuk, tetapi di sisi lain industri pakaian lokal membutuhkan perlindungan mengingat mereka telah berinvestasi besar dan menyerap banyak tenaga kerja.
Perubahan ekosistem ini dianggap perlu untuk memastikan semua pelaku usaha mendapatkan kesempatan yang adil.
“Ini ada dua sisi ya ini demand sudah terbentuk, culture-nya sudah terbentuk bahwa berburu pakaian bekas itu untuk sebagian orang ini kegiatannya mengasihkan sebetulnya ya tapi kita juga harus ingat bahwa ada industri pakaian lokal, fashion lokal, brand lokal baik itu UKM maupun yang besar itu tidak menutup mata ini harus kita tetap tumbuhkan,” pungkasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4215101/original/059179900_1667566911-ecbe231c-4405-4ae5-bc46-1d8aa2a58e53.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)