Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menilai warung Madura menjadi contoh UMKM perdagangan yang mampu bertahan di tengah gempuran ritel modern seperti Alfamart—Indomaret Cs.
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menuturkan model bisnis warung Madura memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh jaringan minimarket besar.
Faisal menyebut, keunggulan tersebut di antaranya dari sisi fleksibilitas jam operasional yang bisa beroperasi 24 jam, margin tipis, dan kedekatan dengan pelanggan menjadi kunci daya saing warung Madura di tengah ketatnya persaingan sektor ritel.
“Mereka punya beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh Alfamart dan Indomaret sehingga dia bisa muncul bersaing di mana-mana tumbuh,” kata Faisal kepada Bisnis, Minggu (2/11/2025).
Selain itu, Faisal menambahkan, faktor kemudahan akses dan pelayanan cepat juga membuat warung Madura tetap menjadi pilihan konsumen di banyak daerah.
Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret yang biasanya menuntut pelanggan masuk gedung, mencari sendiri barang, dan antre di kasir. Di sisi lain, warung Madura menawarkan lokasi yang strategis dan proses transaksi yang lebih cepat.
Namun, Faisal menyebut tidak semua UMKM memiliki kemampuan serupa untuk bersaing dengan ritel modern. Untuk itu, dia menilai perlu adanya kebijakan rantai bisnis berkeadilan untuk melindungi pelaku usaha kecil di sektor perdagangan.
Apalagi, sambung dia, kekuatan modal dan skala ekonomi yang dimiliki ritel modern membuat mereka unggul dalam harga dan kelengkapan produk.
Dia menilai perlu adanya pembatasan jumlah dan sebaran minimarket agar toko kelontong dan warung tradisional tetap memiliki ruang tumbuh.
“Sehingga kalau ingin mendukung bisnis masyarakat menengah ke bawah dengan toko-toko kelontong seperti dulu, ini kan memang perlu ada keberpihakan, strategi kebijakan yang ada keberpihakannya,” tambahnya.
Menurutnya, pembatasan jarak antar gerai minimarket bisa menjadi solusi seperti halnya aturan yang diterapkan pada hypermarket dan supermarket besar.
“Jadi tumbuh bersama, tidak didominasi oleh yang besar terus, karena kalau tidak akan begitu terus, hanya segelintir dari usaha toko-toko kelontong tradisional yang bisa bersaing seperti yang Madura itu saja, yang lain-lain akan susah,” tandasnya.
