JAKARTA – Menghadapi demensia merupakan perjalanan yang tidak mudah, baik bagi pasien maupun orang-orang terdekat.
Gangguan ini tidak hanya memengaruhi kemampuan mengingat, tetapi juga berdampak pada perilaku, emosi, hingga interaksi sosial. Maka dari itu, kehadiran keluarga memegang peran yang sangat besar.
“Pasien demensia membutuhkan rasa aman, pendampingan, dan penerimaan dari keluarganya. Dukungan emosional memiliki dampak yang sangat besar terhadap kualitas hidup pasien,” ujar dr. Gloria Tanjung, Sp.N, F, dokter spesialis saraf dan neurologi dari RS EMC Alam Sutera dan Sentul, dikutip dari laman EMC.
Keterlibatan keluarga bukan hanya soal membantu aktivitas harian, tetapi juga menjadi sumber kekuatan mental dan emosional bagi pasien.
Demensia ialah kondisi yang menyebabkan penurunan fungsi otak sehingga kemampuan berpikir, bernalar, berkomunikasi, hingga mengendalikan emosi mengalami gangguan.
Meski sering dikaitkan dengan penuaan, kondisi ini bukanlah proses alami dari usia, melainkan merupakan penyakit.
Beberapa bentuk demensia antara lain penyakit alzheimer, demensia vaskular, demensia lewy body, dan demensia frontotemporal.
Kondisi ini dapat menyebabkan pasien menjadi mudah lupa, kebingungan terhadap waktu atau tempat, kesulitan berbicara, serta mengalami perubahan emosi atau perilaku.
Seiring perkembangan penyakit, pasien mungkin juga memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“Perubahan pada pasien demensia sering kali membuat mereka merasa cemas atau terisolasi. Di sinilah peran keluarga sebagai sumber ketenangan sangat penting,” ucap dr. Gloria.
Beberapa gejala yang umum muncul antara lain:
Lupa terhadap informasi baruSulit mengenali waktu dan tempatKesulitan memilih kata saat berbicaraPerubahan emosional yang drastisKesulitan mengerjakan aktivitas sehari-hariKesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusanMenarik diri dari lingkungan sosial
Jika gejala muncul semakin sering dan mengganggu aktivitas harian, keluarga perlu waspada.
Keluarga berperan sebagai fondasi utama dalam menjaga kenyamanan dan kualitas hidup pasien.
1. Memberikan Dukungan Emosional
Pendampingan penuh kesabaran, perhatian, dan kasih sayang membantu pasien merasa aman dan dihargai.
2. Membantu Kebutuhan Sehari-hari
Mulai dari makan, mandi, berpakaian, hingga sekadar menemani berbincang.
3. Menjadi Pengingat dan Penuntun
Mengingatkan minum obat, membantu orientasi, hingga menemani kontrol ke dokter.
4. Menciptakan Lingkungan Aman di Rumah
Mengurangi risiko jatuh, mengatur pencahayaan, hingga menghindari benda berbahaya.
5. Memberikan Stimulasi Kognitif
Mengajak berbicara, membaca, mendengarkan musik, atau mengenang masa lalu melalui foto.
6. Berkoordinasi dengan Tenaga Medis
Untuk memastikan perawatan berjalan sesuai kebutuhan pasien.
“Keluarga adalah mitra utama tenaga medis dalam merawat pasien demensia. Kerja sama ini sangat diperlukan agar perawatan berjalan optimal,” tutur dr. Gloria Tanjung.
Segera bawa pasien ke tenaga medis jika:
Gangguan ingatan semakin sering terjadiPerilaku berubah drastisAktivitas harian menjadi sulit dilakukanKomunikasi tergangguPasien mulai membahayakan diri sendiri atau orang lainKeluarga mulai merasa kewalahan
Penanganan sejak awal membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
