Liputan6.com, Jakarta Fenomena sepeda motor brebet atau tersendatnya motor yang ditandai dengan getaran tidak normal, suara tidak stabil, dan mesin mati mendadak setelah melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) terjadi pada sejumlah daerah di Jawa Timur.
Menurut Pakar Energi Fahmy Radhi tidak benar bahwa penyebab motor brebet karena pencampuran etanol sebanyak 10 persen (E10) pada BBM.
“Saya rasa enggak benar ya. Jadi, yang sekarang itu menggunakan campuran etanol lima persen atau E5 sebenarnya bukan Pertalite, tetapi Pertamax Green. Pertalite saya kira tidak (menggunakan etanol, red.),” ujar Fahmy dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).
Oleh sebab itu, dia mengatakan pemerintah perlu membuktikan penyebab fenomena motor brebet dengan uji laboratorium.
Bahlil Terjunkan Tim Khusus
Adapun pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 29 Oktober 2025, menyatakan sudah menurunkan tim untuk memverifikasi keluhan pengendara yang mengalami fenomena motor brebet.
Tim yang dimaksud Bahlil, yaitu Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), serta menegaskan balai tersebut tengah melakukan verifikasi fakta.
Kemudian pada tanggal yang sama, Bahlil mengecek kualitas BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Malang, Jawa Timur. Dia kemudian memastikan kualitas BBM jenis Pertalite di Jatim dalam kondisi baik.
Sementara PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyampaikan permohonan maaf akibat terjadinya fenomena tersebut, dan menyatakan telah melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4138839/original/044043600_1661742697-woman-filling-up-car-gas-station.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)