Mengapa Kucing Menolak Makan? Ini Penjelasannya

Mengapa Kucing Menolak Makan? Ini Penjelasannya

JAKARTA – Ada satu momen yang membuat hati para pencinta kucing bergetar. Ketika si empus, kucing kesayangan yang biasa melangkah anggun, bermain lincah, lalu melompat ke mangkuk makan dengan penuh antusias tiba-tiba menolak makan. Perilaku ini bukan sekadar “pilihan mood” semata.

Dalam artikel ini, mari menyelami berbagai sebab yang mungkin, langkah-yang bisa diambil, serta bagaimana merawat agar kucing kembali lahap dan sehat.

Mengapa Kucing Bisa Tidak Mau Makan?

Perubahan nafsu makan pada kucing umumnya merupakan sinyal bahwa sesuatu tak berjalan sebagaimana mestinya. Menurut The Spruce Pets, Jumat, 31 Oktober, beberapa penyebab utama meliputi:

Penyakit saluran pernapasan yang menghambat indera penciuman dan rasa sehingga makanan tak lagi menggoda. Gangguan pencernaan atau sistem pencernaan lainnya: seperti gastritis, cacing, inflamasi usus. Penyakit gigi atau mulut yang membuat kucing kesakitan untuk mengunyah. Stres atau perubahan lingkungan: pindah rumah, hadirnya hewan baru, bayi, atau kebisingan tak biasa. Masalah pada makanan itu sendiri: perubahan rasa, aroma, bentuk, tekstur, atau bahkan makanan yang sudah kadaluwarsa. 

Semua faktor ini menunjukkan bahwa “tak mau makan” bukan sekadar soal “kucing mama-pilih makanan” saja melainkan sinyal kondisi fisik, emosional, atau lingkungan yang perlu diperhatikan.

Langkah-Praktis yang Bisa Dilakukan di Rumah

Saat Anda mendapati kucing Anda menolak makan:

Periksa kondisi makanan: Pastikan makanan tidak kadaluwarsa atau disimpan dalam kondisi buruk. Makanan kering yang sudah lama dibuka bisa kehilangan kualitasnya. Ubah sedikit kebiasaan pemberian makan: Mungkin rasa atau tekstur makanan sudah membosankan. Coba tawarkan makanan basah, hangatkan sebentar (dengan pengawasan), atau pilih rasa yang berbeda. Ciptakan lingkungan makan yang nyaman: Pastikan tempat makan kucing tidak berada di tengah lalu-lalang yang membuatnya stres. Lingkungan tenang bisa meningkatkan selera makan.Pantau kondisi kesehatan: Jika kucing tidak makan selama 24-48 jam dan juga menunjukkan tanda-tanda lain seperti muntah, diare, lesu, segera hubungi dokter hewan. Salah satu risiko besar adalah penyakit liver berlemak (hepatic lipidosis) yang bisa fatal jika tak tertangani.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi ke Dokter Hewan?

Walaupun beberapa kasus bisa ditangani di rumah, ada indikasi yang menandakan bahwa konsultasi profesional adalah langkah yang bijak:

Kucing tidak makan lebih dari satu atau dua hari.Terdapat perubahan perilaku seperti lesu, sembelit atau diare, muntah berulang.Sesak napas, hidung tersumbat, atau adanya pembengkakan di wajah atau mulut.Kucing obesitas yang tiba-tiba berhenti makan karena berisiko terkena kondisi hati seperti disebut di atas. 

Dengan diagnosis lebih awal, penanganan bisa lebih cepat dan efeknya pun lebih baik.

Pencegahan agar Nafsu Makan Tetap Terjaga

Untuk menjaga agar kucing tetap memiliki nafsu makan yang sehat dan stabil:

Simpan makanan dengan benar: makanan kering dalam kantong asli atau wadah kedap udara, di tempat sejuk dan kering. Ganti rasa atau tekstur makanan secara bertahap agar si kucing tidak bosan.Jadwalkan pemeriksaan rutin ke dokter hewan mencegah lebih baik daripada menangani saat terjadi masalah besar. Perhatikan perubahan lingkungan di rumah dan upayakan agar sesedikit mungkin perubahan besar secara tiba-tiba yang dapat menimbulkan stres bagi kucing.

Kepedulian terhadap kebiasaan makan si kucing bukanlah hal yang remeh. Apa yang tampak sebagai “pilihan makanan” bisa jadi adalah tanda bahwa anabul Anda butuh perhatian lebih, baik dari sisi fisik maupun emosional. Dengan memahami penyebab, melakukan langkah praktis, serta tahu kapan harus mencari bantuan profesional, Anda dapat membantu kucing kesayangan kembali ke meja makan dan kembali ke poly-aktif, penuh ceria seperti biasanya.