Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatatkan penjualan niaga gas bumi mencapai 833 billion British thermal unit per day (BBtud) per kuartal III/2025.
Perusahaan pelat merah itu juga mencatatkan volume transmisi gas bumi mencapai 1.622,3 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd) dan transportasi minyak sebesar 173.801,2 barel setara minyak per hari (boepd).
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan bahwa PGN menjaga kesinambungan pasokan energi melalui optimalisasi portofolio gas bumi dan LNG serta koordinasi intensif dengan pemerintah dan pemangku kepentingan strategis lainnya.
“Menjaga keandalan pasokan gas bumi bagi pelanggan merupakan prioritas utama PGN. Kami menerapkan pengelolaan volume secara adaptif serta memperkuat kolaborasi lintas sektor guna memastikan ketersediaan pasokan tambahan dan keberlanjutan layanan energi bagi seluruh pelanggan,” ujar Fajriyah melalui keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).
Fajriyah juga mengatakan, dari anak perusahaan dan afiliasi, PGN mencatat lifting minyak dan gas sebesar 16.892,4 boepd, regasifikasi LNG 254,4 BBtud, dan pemrosesan LPG sebesar 119,2 metrik ton per hari.
Selain itu, dari segmen LNG Trading Internasional hingga September 2025, PGN berhasil mengirim lima kargo LNG atau setara 56,3 BBtud ke pasar regional.
Pertumbuhan basis pelanggan juga menunjukkan tren positif, dengan total pelanggan mencapai 823.266, bertambah lebih dari 6.600 pelanggan baru sepanjang tahun, terutama berasal dari sektor rumah tangga dan pelanggan kecil.
Menurut Fajriyah, hal ini mencerminkan meningkatnya pemanfaatan gas bumi sebagai energi bersih dan efisien oleh masyarakat.
Di sisi keuangan, PGN mencatat pendapatan sebesar US$2,9 miliar atau setara Rp48,24 triliun (asumsi kurs Rp16.637 per US$). Angka itu naik 3,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar US$383,1 juta atau sekitar Rp6,37 triliun dan US$728,7 juta atau setara Rp12,12 triliun.
Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar US$237,9 juta atau setara Rp3,95 triliun. Lalu, realisasi belanja modal (capex) mencapai US$173,9 juta atau setara Rp2,89 triliun, dialokasikan secara terukur untuk proyek strategis yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Fajriyah menambahkan bahwa PGN terus melakukan efisiensi biaya dan disiplin pengelolaan keuangan sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko dan penguatan struktur modal.
“Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan arus kas dan portofolio bisnis, termasuk langkah selektif pada proyek prioritas. Strategi ini penting untuk memperkuat resiliensi korporasi dalam menghadapi dinamika industri dan bisnis ke depan,” jelasnya.
