Retakan Tanah Meluas, Warga Dagangan Madiun Diungsikan, BPBD Siapkan Alat Pendeteksi

Retakan Tanah Meluas, Warga Dagangan Madiun Diungsikan, BPBD Siapkan Alat Pendeteksi

Madiun (beritajatim.com) – Retakan tanah sepanjang sekitar 500 meter yang muncul di Dusun Morowoso, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, semakin meluas sejak pertama kali terpantau pada Rabu (29/10/2025).

Akibat pergerakan tanah ini, delapan rumah warga terdampak dan harus diungsikan untuk menghindari risiko longsor.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis, menjelaskan bahwa laporan awal diterima pada Rabu siang. Tim BPBD langsung diterjunkan ke lokasi untuk memantau kondisi retakan dan dampak yang ditimbulkan.

“Laporan pertama kita terima hari Rabu, dan teman-teman langsung ke lapangan untuk terus memantau,” terang Boby, Jumat (31/10/2025).

Menurut Boby, hasil pantauan hingga Kamis malam menunjukkan bahwa retakan semakin melebar dan struktur tanah terus bergerak, menyebabkan kerusakan di sejumlah rumah warga.

“Akhirnya diputuskan penghuni delapan rumah yang terdampak untuk diungsikan sementara. Informasi dari Kepala Desa, sementara mereka ditempatkan di Mushala,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis (foto : Rendra Bagus Rahadi)

BPBD Kabupaten Madiun juga telah menyalurkan bantuan logistik, meliputi makanan siap saji, kasur, dan perlengkapan tidur bagi warga yang diungsikan. “Hari ini kami memastikan bantuan logistik tersalurkan dan warga terdampak mendapat tempat istirahat yang layak,” tambahnya.

Terkait potensi bencana lanjutan, BPBD berencana memasang alat Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi pergerakan tanah di wilayah tersebut.

“Ada kemungkinan nanti kita pasang alat EWS untuk pergerakan tanah atau tanah longsor. Saat ini BPBD baru memiliki satu alat EWS yang terpasang di Desa Padas, tapi karena Desa Mendak ini berada di lereng yang tinggi, kemungkinan alat itu juga akan kita pasang di sana,” jelas Boby.

Boby juga menyebut, laporan perkembangan retakan tanah di Desa Mendak sudah disampaikan ke BPBD Provinsi Jawa Timur. Pihak provinsi diharapkan dapat membantu dengan alat pemantau yang lebih canggih guna memperkuat pemantauan di lokasi rawan pergerakan tanah tersebut.

“Untuk provinsi sudah kami laporkan. Kami berharap bisa mendapat dukungan alat dan tenaga teknis tambahan agar pemantauan bisa lebih maksimal,” ujarnya.

Meski hingga kini belum ada korban jiwa, BPBD Madiun mengimbau warga sekitar agar tetap waspada, tidak beraktivitas dekat area retakan, serta segera melapor jika muncul tanda-tanda longsor susulan. Petugas juga akan terus bersiaga di sekitar lokasi hingga kondisi dinyatakan aman. (rbr/ted)