JAKARTA – Apakah Anda pernah merasa bahwa hidup lebih banyak bergantung kepada orang lain, tentu saja dengan niat baik, sehingga tanpa sadar kehilangan sedikit demi sedikit ruang untuk diri sendiri? Sering kali, sikap “selalu ada untuk orang lain” berubah menjadi pola yang melelahkan, dan dalam prosesnya kebebasan pribadi dan keseimbangan emosional bisa terkikis.
Berikut ini VOI mengajak Anda menilik kembali hubungan dengan diri sendiri dan orang lain, sekaligus menyimak enam strategi yang dapat membantu Anda menjadi lebih mandiri, berdasarkan informasi yang dinukil dari Psych Central, Rabu, 29 Oktober.
Tetapkan Batasan yang Jelas
Salah satu ciri kecenderungan bergantung (codependency) adalah kesulitan menetapkan batasan diri baik fisik, emosional, maupun dalam hubungan dengan orang lain. Dengan menetapkan batasan yang sehat, Anda memberi tahu diri sendiri dan orang lain bagaimana Anda ingin diperlakukan, sekaligus memperkuat penghormatan terhadap kebutuhan dan nilai-nilai Anda.
Menetapkan batas bukanlah tindakan keras, melainkan bentuk penghormatan terhadap diri sendiri bahwa Anda layak untuk mengungkapkan pendapat, keinginan, ataupun ketika memilih untuk berkata “tidak”.
Bangun Keterampilan Komunikasi yang Efektif
Batasan yang baik akan sulit terjaga tanpa komunikasi yang jelas. Orang yang memiliki kecenderungan codependency sering cenderung pasif lebih memilih untuk menyenangkan orang lain agar terhindar dari konflik.
Latihlah untuk menyampaikan kebutuhan Anda secara tegas namun tetap hormat. Luangkan waktu sebentar sebelum merespons agar suara batin Anda terdengar. Katakan langsung apa yang Anda rasakan atau butuhkan, tanpa menyalahkan. Dengarkan juga, tapi sadarilah bahwa kebutuhan Anda sama pentingnya.
Aktifkan Diri Anda dalam Kegiatan yang Anda Nikmati
Ketergantungan emosional sering muncul karena identitas diri yang lemah atau tidak jelas, apa yang Anda suka, apa yang ingin Anda lakukan, terkadang tenggelam dalam peran “penolong” atau “penghibur”.
Dengan memilih hobi atau aktivitas yang Anda tangani sendiri, Anda memperkuat hubungan Anda dengan diri sendiri. Beberapa contoh aktivitas yang dapat dicoba, memasak, menulis jurnal, melukis, berjalan di alam, membaca.
Ini bukan soal mengejar kesempurnaan, tetapi soal memberi ruang bagi diri Anda untuk “menjadi Anda” tanpa bergantung pada persetujuan atau kehadiran orang lain.
Sisihkan Waktu untuk Menyendiri
Waktu sendiri, yang dilakukan secara sengaja bukanlah tanda kesepian atau kegagalan hubungan dengan orang lain. Justru sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa kesendirian yang dipilih dapat meningkatkan harga diri, stabilitas emosi, serta kemampuan pengaturan diri.
Gunakan waktu ini untuk menenangkan pikiran, mengevaluasi ulang prioritas, atau sekadar menikmati hening. Dengan demikian, Anda belajar untuk nyaman bersama diri sendiri dan ini adalah fondasi penting untuk kemandirian emosional.
Kenali Apa yang Bisa Anda Kendalikan dan Lepaskan Sisanya
Salah satu beban tak terlihat dari codependency adalah merasa bertanggung jawab atas keputusan dan kesejahteraan orang lain yang pada akhirnya justru melelahkan diri sendiri. Anda hanya bisa mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan Anda sendiri. Mengenali batas kendali ini dan menerima bahwa Anda tidak bisa mengatur segalanya atau semua orangadalah langkah signifikan menuju kebebasan. Lepaskan kebutuhan untuk “menyelamatkan” orang lain atau merasa bersalah bila hal di luar kendali terjadi.
Cari Bantuan Profesional Jika Perlu
Menjadi mandiri bukan berarti harus melakukan semuanya sendirian termasuk pemulihan dari pola hubungan yang berulang atau mendalam. Jika Anda mendapati bahwa kecenderungan bergantung atau pola hubungan codependent telah berakar kuat atau berdampak serius pada kehidupan Anda, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Terapi dapat membantu Anda memahami akar dari pola tersebut, mempelajari strategi baru. Dan mendukung proses menemukan hubungan yang sehat baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
Menjadi mandiri bukan berarti mengabaikan hubungan dengan orang lain, melainkan membangun keseimbangan antara “aku” dan “kita”. Dengan batasan yang jelas, komunikasi yang sehat, kegiatan yang bermakna, waktu untuk diri sendiri, kesadaran terhadap apa yang bisa dikendalikan. Dan dukungan ketika diperlukan, Anda dapat menyusun gaya hidup yang memberi kekuatan sekaligus kedamaian. Langkah demi langkah, Anda akan menemukan bahwa kemandirian bukanlah beban melainkan pembebasan.
