Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, salah satu faktor utama di balik kenaikan harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika (The Fed).
Beberapa pejabat The Fed, seperti Mr. Brown, Kerr, dan Barr, memberikan sinyal bahwa kebijakan pelonggaran moneter bisa segera diterapkan, seiring dengan inflasi AS yang turun menjadi 3%, lebih rendah dari perkiraan 3,1%.
Selain faktor kebijakan moneter, ketegangan geopolitik dunia juga berperan besar. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, serta shutdown pemerintahan federal di Amerika Serikat yang belum berakhir, menambah kekhawatiran pasar.
“Nah, ini yang membuat harga emas kemungkinan melonjak tinggi, kemudian harga minyak juga terus mengalami kenaikan,” pungkasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383000/original/098357600_1760612392-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)