Teknologi Misterius yang Dikejar Selama Satu Dekade

Teknologi Misterius yang Dikejar Selama Satu Dekade

JAKARTA – Apple kembali menjadi sorotan menjelang kehadiran produk lipat pertamanya, iPhone Fold, yang dikabarkan akan menjadi proyek besar pertama perusahaan dalam menggunakan material futuristik bernama Liquidmetal. Bahan ini bukan sekadar logam biasa — dan menariknya, Apple telah mengincarnya selama lebih dari sepuluh tahun.

Meski namanya terdengar seperti “logam cair” yang menetes seperti merkuri, Liquidmetal sejatinya adalah paduan logam amorf, sebuah jenis logam tanpa struktur kristal yang teratur. Material ini pertama kali dikembangkan oleh tim riset di California Institute of Technology (Caltech) dan kemudian dikomersialisasikan oleh Liquidmetal Technologies pada 2023.

Berbeda dengan logam konvensional seperti aluminium atau baja yang atom-atomnya tersusun dalam pola berulang, struktur atom Liquidmetal acak dan tidak beraturan. Justru karena ketidakteraturannya inilah, material ini memiliki keunggulan luar biasa: sangat kuat, lentur, anti-korosi, dan elastis.

Bayangkan logam yang bisa menahan tekanan tinggi tanpa patah, melenting kembali ke bentuk semula seperti karet baja, dan tidak mudah berkarat meski terpapar udara lembap atau bahan kimia. Itulah keistimewaan Liquidmetal.

Selain itu, material ini bisa dipanaskan dan dibentuk seperti plastik, lalu didinginkan dengan cepat tanpa membentuk kristal. Dengan kekuatan 1,5 kali lebih keras dari baja tahan karat dan 2,5 kali lebih kuat dari titanium, Liquidmetal menjadi bahan idaman untuk produk yang ringan tapi supertangguh.

Tak heran jika bahan ini sudah digunakan di berbagai industri: mulai dari alat medis, teknologi pertahanan, hingga kepala stik golf profesional.

Ketertarikan Apple yang Panjang

Ketertarikan Apple terhadap Liquidmetal bukan hal baru. Pada 2010, perusahaan Cupertino itu menandatangani lisensi eksklusif dengan Liquidmetal Technologies untuk meneliti dan mengembangkan penggunaannya dalam perangkat elektronik.

Namun, meski telah memegang hak eksklusif selama lebih dari satu dekade, Apple belum benar-benar menerapkan Liquidmetal dalam skala besar. Produk pertama — dan sejauh ini satu-satunya — yang menggunakan bahan tersebut hanyalah alat ejector SIM card yang dikirim bersama iPhone dan iPad 3G pada tahun 2010.

Banyak pengamat menilai langkah itu sebagai “uji coba diam-diam,” cara Apple untuk memahami bagaimana bahan ini berperilaku dalam proses produksi massal. Setelah itu, berbagai paten pun diajukan oleh Apple dan anak perusahaannya, Crucible Intellectual Property, termasuk metode counter-gravity casting dan float glass process yang mirip proses pembuatan kaca jendela.

Sayangnya, semua paten itu tak pernah benar-benar menghasilkan produk besar berbasis Liquidmetal.

Harapan Baru di iPhone Fold

Angin segar muncul kembali pada Maret 2025, ketika analis terkenal Ming-Chi Kuo mengungkapkan bahwa Apple berencana menggunakan Liquidmetal untuk komponen engsel (hinge) pada iPhone Fold.

Menurut laporan tersebut, Apple akan memanfaatkan bahan amorf berbasis titanium untuk membuat bantalan engsel yang lebih kuat dan tahan bengkok. Material ini disebut akan diproduksi melalui proses die casting oleh Dongguan Yian Technology, pemasok yang disebut memiliki kontrak eksklusif dengan Apple.

Tak lama setelah itu, bocoran dari pengguna Weibo bernama Setsuna Digital menambahkan bahwa engsel iPhone Fold akan memiliki tampilan “mirip baja tahan karat kelas premium” dengan struktur partikel amorf yang meningkatkan ketahanan terhadap deformasi.

Mengapa Liquidmetal Cocok untuk iPhone Lipat

Engsel adalah titik paling rapuh dari sebuah ponsel lipat. Jika mekanisme lipatnya lemah, layar mudah berkerut atau bahkan retak. Karena itu, Apple membutuhkan bahan yang kuat, ringan, dan lentur, dan Liquidmetal tampak seperti jawaban sempurna.

Dibandingkan baja tahan karat, bahan ini jauh lebih ringan, tetapi tetap memiliki kekuatan tinggi untuk menahan tekanan saat perangkat dilipat berulang kali. Selain itu, Liquidmetal paling efektif digunakan dalam bentuk tipis, sesuai dengan kebutuhan desain engsel yang ramping namun kokoh.

Meski begitu, para analis menilai kecil kemungkinan Apple membuat seluruh rangka iPhone Fold dari Liquidmetal. Lebih realistis jika bahan ini hanya digunakan pada komponen tertentu seperti engsel dan bantalan internal, sementara bagian rangka utama tetap menggunakan kombinasi aluminium dan titanium seperti disebut dalam laporan analis Jeff Pu pada Oktober 2025.

Antara Harapan dan Realitas

Apple memang memiliki sejarah panjang dalam bereksperimen dengan material baru — mulai dari aluminium unibody pada MacBook, kaca keramik pada Apple Watch, hingga titanium pada iPhone 15 Pro. Namun Liquidmetal masih menjadi semacam “harta karun tersembunyi” yang belum benar-benar dimanfaatkan.

Jika benar iPhone Fold menjadi debut besar bagi Liquidmetal, maka ini bukan hanya peluncuran perangkat baru, melainkan pembuktian tekad Apple selama satu dekade untuk menguasai teknologi material masa depan.

Namun untuk saat ini, semuanya masih sebatas rumor dan harapan. Hingga Apple resmi memperkenalkan iPhone Fold ke publik, Liquidmetal tetap menjadi bahan yang membangkitkan rasa ingin tahu — logam misterius yang mungkin akhirnya menemukan rumahnya di jantung engsel ponsel lipat paling ditunggu di dunia.