KUDUS – PON Bela Diri Kudus 2025 memasuki tahap ketiga pada Sabtu, 25 Oktober. Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) mengakui bahwa ajang ini jadi sarana mereka untuk menjaring potensi dalam pembinaan atlet sekaligus seleksi.
Dedy Triharjanto selaku Ketua Umum PBJI menyampaikan bahwa PON Bela Diri Kudus 2025 ini berfungsi layaknya laboratorium pembinaan, tempat federasi mengumpulkan data performa dan mental bertanding atlet dari berbagai daerah.
Ajang ini menurut Dedy juga menjadi wadah untuk menilai kemampuan para atlet sekaligus mengukur kesiapan mereka yang akan menghadapi kejuaraan dunia dan SEA Games.
“Kesempatan dan kejuaraan seperti ini sangat berarti bagi kami untuk menyaring atlet. Kami punya sistem pengumpulan dan pengolahan data para atlet berprestasi yang nanti akan kami gunakan untuk menentukan siapa yang mewakili Indonesia di ajang internasional,” ujar Dedy di Media Center PON Bela Diri Kudus 2025 pada Jumat, 24 Oktober.
Di tahun 2025 ini jujitsu memiliki dua agenda penting di level internasional. Salah satunya kejuaraan di Bahrain, ada juga kejuaraan dunia akan digelar di Bangkok pada awal Desember 2025.
Untuk kedua ajang bergengsi tersebut, PBJI menyebut bahwa sebagian besar nama atlet yang bakal dikirim merupakan hasil pantauan dari penampilan mereka di PON Bela Diri Kudus.
“Jadi tahun ini ada dua kesempatan internasional. Dari mana ngambilnya? Ya dari sini (PON Bela Diri),” kata Dedy menegaskan.
PON Bela Diri Kudus 2025 menjadi titik penting bagi cabang junitsu, karena menjadi wadah evaluasi pembinaan daerah sekaligus indikator kesiapan program pelatihan nasional.
Selain itu, pelaksanaan yang rapi dan atmosfer kompetitif di Djarum Arena, Kudus, memberi ruang bagi atlet muda untuk merasakan tekanan pertandingan tingkat nasional.
Hingga Sabtu, 25 Oktober, jujitsu masih dipertandingkan. Kategori newaza digelar mulai dari babak penyisihan hingga final, sekaligus menjadi penutup cabang olahraga ju-jitsu di PON Bela Diri Kudus 2025.
