Dua Smelter Freeport Krisis Pasokan Konsentrat Tembaga

Dua Smelter Freeport Krisis Pasokan Konsentrat Tembaga

Bisnis.com, JAKARTA – Opersional kedua smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur dalam status stand-by atau siaga imbas gangguan produksi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), di Papua Tengah.

Freeport-McMoRan Inc (FCX), induk PT Freeport Indonesia (PTFI), melaporkan bahwa insiden luncuran material basah dari bekas tambang terbuka Grasberg ke GBC pada 8 September 2025 membuat operasi penambangan dihentikan sementara. Penghentian ini untuk memprioritaskan proses evakuasi tujuh anggota tim yang menjadi korban serta penyelidikan penyebab utama insiden.

Freeport menyatakan bahwa proses evakuasi korban telah selesai pada 5 Oktober 2025 dan proses investigasi hampir rampung. Kajian terkait dampak kerusakan yang dilakukan pararel dengan kegiatan pembersihan lumpur diperkirakan akan selesai pada akhir 2025.

Imbas dari kondisi tersebut, operasi peleburan PTFI berjalan dengan kapasitas terbatas karena kurangnya pasokan konsentrat tembaga.

“Kedua smelter di Indonesia saat ini berada dalam status siaga sambil menunggu ketersediaan konsentrat tembaga,” ujar Presiden dan Chief Executive Officer FCX Kathleen Quirk melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/10/2025).

FCX dan PTFI, bersama para ahli eksternal, sedang menyelesaikan penyelidikan terhadap penyebab utama insiden luncuran lumpur di GBC serta mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Secara paralel, bekerja sama dengan otoritas pemerintah Indonesia, rencana produksi ke depan sedang dievaluasi dan penilaian kerusakan sedang diselesaikan. Setelah penilaian kerusakan rampung, PTFI akan melakukan evaluasi terhadap nilai buku sejumlah aset yang terdampak untuk menentukan kemungkinan penghapusan nilainya (write-off).

Adapun, cebakan bijih GBC mewakili 50% dari estimasi cadangan terbukti dan terkira PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas PTFI hingga 2029.

Freeport memperkirakan bahwa tambang Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang tidak terdampak dapat memulai kembali operasinya pada kuartal IV/2025.

Diikuti oleh pemulihan dan peningkatan produksi bertahap tambang bawah tanah GBC sepanjang 2026.

Berdasarkan skenario pemulihan bertahap ini, yang masih bergantung pada banyak faktor dan dapat berubah, produksi PTFI pada 2026 diproyeksikan sekitar 35% lebih rendah dibandingkan estimasi sebelum insiden. Adapun, estimasi sebelumnya sekitar adalah 1,7 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas.