Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta Architecture Festival (JAF) 2025 yang diselenggarakan di Blok M Hub, Jakarta Selatan, ditutup dengan Onduline Green Roof Award (OGRA) 2025.
Acara ini jadi momentum apresiasi bagi para arsitek Indonesia dan terus mendorong transformasi praktik pembangunan menuju pendekatan yang lebih sadar lingkungan.
Diselenggarakan oleh PT Onduline Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, OGRA 2025 mengusung semangat inovasi arsitektur berkelanjutan dan ekspresi desain yang menempatkan atap bukan hanya sebagai pelindung, melainkan juga sebagai identitas dan refleksi karakter bangunan.
Country Director PT Onduline Indonesia, Esther Pane, mengatakan OGRA merupakan bentuk komitmen Onduline untuk mendukung para arsitek dalam menciptakan solusi desain yang berkelanjutan.
“Mewakili PT Onduline Indonesia, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada IAI Jakarta untuk terselenggaranya OGRA 2025. Ini pertama kalinya kita berkolaborasi dengan IAI, khususnya IAI Jakarta. Terima kasih, untuk semua kerja kerasnya membantu kita bahkan sampai menetapkan topiknya yang berjudul ‘Expressive Roofing: Beyond Shelter Towards Identity’, itu adalah hasil kolaborasi kita dengan IAI Jakarta.” katanya, Sabtu (18/10/2025).
Esther juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para partisipan yang telah menembus rekor baru bagi Onduline. Menurutnya semua hasil karya peserta pada sayembara OGRA 2025 tidak ada yang dibuat dengan asal-asalan.
Saat melakukan proses kurasi di setiap desain tersebut, Esther melihat expressive roofing kelihatan. Para peserta menggunakan pendekatan desain yang sangat bertanggung jawab.
“Narasinya, konsepnya, perhitungannya, dan inilah yang berusaha kami lakukan sebagai bagian dari Onduline. Profesi kita sebagai seorang arsitek bukan sekadar menghasilkan karya yang bagus dan dikenal, tetapi karya yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan ekologi.” jelas Esther.
Ketua IAI Jakarta, Teguh Aryanto menilai kerja sama ini bisa meningkatkan dan mengasah keterampilan para anggotanya dalam mendesain.
“Karena kan kalau kita mendesain atas pesanan klien, biasanya enggak bisa terlalu ekspresif, enggak bisa terlalu inovatif. Kadang dibatasi budget, kadang dibatasi oleh keinginan klien. Nah, kalau dengan sayembara, biasanya arsitek lebih semangat karena merasa bisa lebih explore, lebih inovatif tanpa dibatasi oleh hal-hal yang memang tidak perlu. Kadang karena itulah arsitek membutuhkan banyak mengikuti sayembara.” kata Teguh.
Arsitek yang terkenal mengembangkan konsep Tuju Arteri Pods ini memaparkan bahwa IAI Jakarta pada periode ini memiliki tagline, ‘Arsitek untuk Semua. Artinya, menurut Teguh, arsitek diperuntukan bagi semua golongan dan memastikan bahwa karya arsitektur harus bersifat inklusif, tidak hanya untuk satu golongan tertentu.
Dia memastikan bahwa kaum disabilitas pun harus kita bisa akomodasi. Mereka memiliki hak yang sama untuk bisa menikmati Kota Jakarta.
“Kemudian karya yang partisipatif. Artinya kita harus memastikan juga karya-karya arsitek itu hasil dari partisipasi atau hasil dari mendengar. Ya, kita tidak bisa egois memikirkan keinginan arsitek, ‘saya mau begini-begini,’ tanpa mendengarkan apa sebetulnya yang warga inginkan atau klien inginkan.” ujar Teguh.
Hal yang tidak kalah penting dan sejalan dengan visi-misi Onduline, yaitu karya arsitektur yang berkelanjutan. Teguh berharap jangan sampai generasi selanjutnya protes karena sumber daya alam dihabiskan oleh generasi sekarang.
“Seperti mungkin, saat ini kita kadang menyalahkan generasi pendahulu kita, ketika awareness mengenai isu keberlanjutannya terlambat. Nah, jadi jangan sampai anak cucu kita suatu hari menyalahkan generasi kita.” tutup Teguh.
Sebagai puncak acara, OGRA 2025 mengumumkan tiga karya terbaik yang menonjolkan keseimbangan antara prinsip keberlanjutan dan ekspresi desain atap. Juara pertama diraih oleh Shakkei Art Community Hub karya Kartiansmara Lilih Purnaumbara, disusul oleh Kebun Kota Cik Di Tiro karya Sasqia Nurul sebagai juara kedua.
Kemudian, Double Viel karya Dadi Prasojo berhasil meraih posisi juara ketiga sekaligus dinobatkan sebagai Favorite Winner melalui voting publik di Instagram.
