Liputan6.com, Jakarta – Di jantung Provinsi Anhui, Cina, terhampar kota bernama Wuhu. Meski dikenal sebagai kawasan industri yang sibuk, kota ini menyimpan sisi lain yang tenang dan menyejukkan, yakni Sungai Qingyi.
Jurnalis Liputan6.com, Jonathan Pandapotan Purba, berkesempatan menjelajahi sungai legendaris ini secara langsung.
Menyusuri dermaga tua di tepian Sungai Qingyi, aroma teh melati dan jajanan khas Anhui menyambut dengan kehangatan yang membangkitkan rasa.
Di pagi hari, tepian sungai terasa damai. Para lansia duduk santai di bangku-bangku taman, bercakap dalam dialek lokal. Sementara di kejauhan, bunyi lonceng kapal pengangkut barang bersatu dengan kicauan burung, menghadirkan simfoni khas kota ini.
Anak-anak muda tampak berlari santai di jalur jogging yang membentang rapi di sepanjang tepian, mengenakan pakaian olahraga modern, lengkap dengan botol air dan smartwatch. Ada juga yang memilih bersepeda, menikmati semilir angin yang berembus dari permukaan air.
Berbeda dengan banyak sungai di kota-kota besar lainnya, kebersihan Sungai Qingyi benar-benar terjaga. Airnya tanpa bau menyengat atau tumpukan sampah.
Liu (62), salah satu warga lokal, mengungkapkan bahwa ia rutin datang ke tepi sungai setiap pagi hanya untuk bermeditasi.
“Sungai ini membawa ketenangan,” ucapnya dengan senyum tulus.
Pemerintah setempat menerapkan aturan yang cukup ketat demi menjaga kebersihan dan ketertiban Sungai Qingyi. Di sepanjang jalur pejalan kaki, terpasang poster-poster pengingat agar warga ikut menjaga lingkungan.
Pemilik hewan peliharaan pun diwajibkan mematuhi aturan—seperti memastikan anjing telah divaksin, memakai tali, dan tentu saja membersihkan kotoran hewan peliharaan mereka.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383953/original/035155100_1760704359-WhatsApp_Image_2025-10-17_at_20.28.39.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)