5 Cairan Pembersih Luka: Keunggulan dan Kelemahannya

5 Cairan Pembersih Luka: Keunggulan dan Kelemahannya

YOGYAKARTA – Saat Anda mengalami insiden hingga membuat kulit luar terluka, sebaiknya pembersihan segera dilakukan. Membersihkan luka dilakukan untuk menghindari infeksi karena benda asing, kuman, atau bakteri menempel di area luka. Pembersihan bisa dilakukan dengan cairan pembersih luka.

Seperti namanya, cairan pembersih luka berbentuk larutan yang dapat diaplikasikan secara langsung. Larutan tersebut mengandung zat-zat yang mampu membunuh bakteri atau kuman yang menempel di luka. Saat ini ada banyak cairan untuk luka yang bisa dipilih. Artikel ini akan memberikan beberapa contohnya untuk Anda.

Cairan Pembersih Luka

Saat ini larutan pembersih luka banyak tersedia di pasaran. Anda bisa membelinya di apotek secara bebas. Berikut ini beberapa jenis cairan untuk bersihkan luka yang bisa dibeli.

Natrium klorida (NaCL)

Cairan NaCL juga biasa disebut dengan saline. NaCL sering dipilih untuk bersihkan luka karena sifatnya menyerupai air sehingga sangat mudah diaplikasikan. Selain itu NaCL juga tidak mengganggu proses penyembuhan luka.

Sayangnya saline tidak bersifat antibakteri sehingga hanya untuk membersihkan luka dari kotoran saja. NaCL juga sering digunakan untuk membersihkan luka dabetes atau luka terbuka kulit luar.

Chlorhexidine

Berbeda dari NaCL, chlorhexidine memiliki fungsi antibakteri sehingga mampu mencegah infeksi karena bakteri, membunuh jamur dan virus. Akan tetapi chlorhexidine bisa memicu iritasi kulit dan tidak dianjurkan untuk kulit yang sensitif karena mampu memicu reaksi alergi.

Povidone iodine

Povidone iodine bisa dipake untuk membersihkan luka, baik karena insiden yang tidak disengaja atau luka akibat tindakan medis seperti operasi. Povidone iodine bersifat antimikroba sehingga dapat mencegah infeksi yang sdisebabkan karena bakteri tertentu.

Meski banyak diandalkan, sayangnya cairan ini punya beberapa kelemahan. Misalnya, tidak cocok untuk menangani luka parah karena penggunaannya dibatasi. Selain itu cairan ini banyak disebut mampu memperlambat waktu penyembuhan, memicu iritasi, hingga berdampak pada kelenjar tiroid.

Hidrogen peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida bisa membantu membersihkan luka dari kotoran. Ketika cairan ini menyentuh jaringan kulit yang rusak, oksigen akan dilepaskan sehingga membantu mematikan bakteri. Untuk menggunakan cairan ini Anda perlu membilasnya dengan saline. Selain itu H2O2 juga tidak banyak dipakai karena mampu menghambat proses penutupan luka.

Octenidine

Octenidine ini relatif aman digunakan dan efektif membantu melawan jamur, virus, dan bakteri. Penggunaan octenidine cocok untuk membersihkan luka sekaligus mencegah infeksi berkelanjutan. Octenidine juga memiliki keunggulan lain misalnya mampu membunuh mikroorganisme yang bersembunyi di luka tanpa merusak jaringan, cocok untuk luka di permukaan kulit kecuali yang berada di dekat saluran sinus.

Itulah informasi terkait cairan pembersih luka. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.