Kunker ke China, Mentras Bakal Adaptasi Industrialisasi Berbasis Konektivitas Wilayah
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengaku, bakal mengadaptasi sistem industrialisasi berbasis konektivitas wilayah saat melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok.
Selain itu, Iftitah menyebut, bakal mendorong penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.
Pasalnya, pemerintah Tiongkok terbukti berhasil mengentaskan kemiskinan hingga 1,4 miliar penduduk pada periode 2012-2021.
“Targetnya adalah belajar dari Tiongkok bagaimana mereka berhasil menurunkan angka kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja industri yang berorientasi ekspor,” ujar Iftitah Sulaiman saat mengunjungi Commercial Aircraft Corporation of China, Ltd (COMAC), sebagaiamana dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).
“Tiongkok menjadi contoh nyata bagaimana industrialisasi mampu mendorong transformasi ekonomi secara cepat dan masif,” ujarnya lagi.
Untuk diketahui, COMAC adalah perusahaan dirgantara Tiongkok yang memproduksi pesawat berkapasitas menengah dan telah menjangkau pasar internasional.
Iftitah mengatakan, kunjungan ini juga membuka peluang kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan melalui konektivitas di kawasan transmigrasi Indonesia.
Menurut dia, konektivitas melalui udara penting karena Indonesia adalah negara kepulauan.
“Kami melihat peluang agar kawasan transmigrasi di wilayah tengah dan timur Indonesia dapat dikembangkan menjadi kawasan industri pendukung sektor kedirgantaraan, termasuk layanan maintenance pesawat,” ujarnya.
Mentrans lantas mengatakan, kerja sama dengan COMAC dapat menjadi langkah awal untuk mendorong transfer teknologi dan peningkatan kompetensi SDM lokal.
Hal ini relevan dengan visi Kementerian Transmigrasi dalam mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi pusat-pusat ekonomi baru berbasis produktivitas.
“Kita sudah punya industri kedirgantaraan sendiri, dan dengan kerja sama seperti ini, kita belajar untuk menjadi bangsa yang lebih produktif, bukan semata-mata konsumtif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Iftitah mengungkapkan, kunjungan ke China juga menjadi bagian dari arahan Presiden Prabowo untuk mempercepat pembangunan wilayah timur Indonesia, khususnya Papua.
Menurut dia, arah pembangunan transmigrasi tidak lagi sebatas pemindahan penduduk, tetapi juga pengembangan ekonomi melalui penciptaan investasi strategis di kawasan.
“Kementerian Transmigrasi (Kementras) tidak lagi hanya memindahkan penduduk, tetapi mendorong pembangunan berbasis investasi dan industrialisasi,” kata Iftitah.
Dia menilai, kemajuan berbasis pembangunan ini akan membuka peluang agar kawasan transmigrasi bisa menjadi pusat pertumbuhan baru. Sehingga, dapat berkontribusi nyata terhadap pemerataan ekonomi nasional.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi tonggak transformasi kebijakan transmigrasi modern dari sekadar program pemerataan penduduk menjadi motor pembangunan SDM unggul dan kawasan industri produktif.
Iftitah mengatakan, konsep serupa terbukti sukses diterapkan di Tiongkok.
Dalam kunjungan ini, rombongan Kementrans juga dijadwalkan untuk mengunjungi Shanghai dan Provinsi Hubei untuk bertemu para pejabat pemerintah, kalangan universitas, dan pelaku usaha.
Duta Besar (Dubes) Cina untuk Indonesia, Wang menegaskan, peluang kerja sama terbuka lebar, mulai dari pertanian, industri mekanisasi hingga pariwisata.
“Kami sangat bangga dapat menyambut sahabat saya, Menteri Iftitah dan seluruh delegasinya. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengimplementasikan kesepakatan antara kedua Presiden, khususnya dalam upaya bersama mengatasi kemiskinan, memperkuat kerja sama pembangunan, dan saling berbagi pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat,” ungkap Wang Lutong di Jakarta beberapa waktu lalu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kunker ke China, Mentras Bakal Adaptasi Industrialisasi Berbasis Konektivitas Wilayah Nasional 12 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/12/68ebaf5929903.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)