JAKARTA – Meski sudah berkali-kali merasakan hidup di balik jeruji besi, tampaknya hal itu belum cukup membuat aktor Ammar Zoni jera. Mantan suami Irish Bella ini kembali berurusan dengan hukum setelah diduga terlibat dalam jaringan peredaran narkotika di Rutan Salemba, Jakarta Pusat.
Kasus terbaru ini menyeret enam orang tersangka, termasuk Ammar sendiri. Lima orang lainnya berinisial A, AP, AM alias KA, ACM, dan MR.
Polisi menyebut transaksi narkotika jenis sabu dan tembakau sintetis dilakukan di dalam lingkungan rutan. Para tersangka disebut menggunakan ponsel dan aplikasi pesan untuk berkomunikasi dan mengatur peredaran barang haram tersebut.
Kegiatan ilegal ini dilakukan saat Ammar masih menjalani masa tahanan. Bapak anak dua ini kembali menghadapi proses hukum atas dugaan keterlibatannya dalam peredaran narkoba.
Kasus ini menambah panjang daftar pelanggaran hukum yang pernah menyeret namanya. Diketahui, ini merupakan kali keempat Ammar Zoni tersandung kasus narkotika. Sebelumnya, ia sempat ditangkap oleh Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat pada Desember 2023 di sebuah apartemen di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.
Publik pun dibuat heran, mengapa seseorang bisa terus-menerus terjerat narkoba, meski sudah berulang kali dipenjara dan merasakan akibatnya.
Banyak orang beranggapan bahwa seseorang yang menggunakan narkoba berulang kali melakukannya karena kurang niat untuk berubah. Namun pandangan medis justru menyebut kecanduan sebagai penyakit otak yang kompleks, bukan sekadar pilihan atau kebiasaan buruk.
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), kecanduan adalah gangguan kronis dan kambuhan yang ditandai dengan dorongan kuat untuk mencari dan menggunakan obat meskipun tahu dampaknya merusak.
Kondisi ini membuat seseorang kehilangan kendali atas perilakunya karena otaknya telah mengalami perubahan akibat penggunaan zat.
Seperti halnya penyakit jantung yang menyerang organ jantung, kecanduan menyerang otak, khususnya area yang mengatur motivasi, kesenangan, dan pengendalian diri.
Dilansir dari laman American Addiction Centers pada Sabtu, 11 Oktober 2025, obat-obatan seperti sabu, ganja sintetis, dan jenis narkotika lainnya bekerja dengan memanipulasi sistem otak. Saat seseorang menggunakan narkoba, zat tersebut memicu lonjakan dopamin yaitu senyawa kimia yang membuat seseorang merasa euforia.
Semakin sering digunakan, otak mulai terbiasa dengan kadar dopamin tinggi dan akhirnya kehilangan kemampuan menikmati hal-hal normal seperti makanan enak, olahraga, atau hubungan sosial. Akibatnya pengguna merasa hampa tanpa narkoba dan terus mencarinya untuk mendapatkan sensasi yang sama.
Perubahan inilah yang membuat kecanduan sangat sulit diatasi hanya dengan kemauan. Setelah berhenti, otak membutuhkan waktu lama untuk pulih. Dalam banyak kasus, dorongan untuk menggunakan kembali (relaps) bisa muncul kapan saja.
Ada banyak alasan mengapa seseorang seperti Ammar Zoni bisa terus terjebak dalam lingkaran narkoba, antara lain:
1. Efek kimia pada otak
Penggunaan berulang membuat otak berpikir bahwa narkoba adalah sumber kesenangan utama.
2. Masalah psikologis
Stres, depresi, atau trauma dapat mendorong seseorang mencari pelarian melalui zat terlarang.
3. Lingkungan sosial
Pergaulan dan akses mudah terhadap narkoba dapat memperparah kondisi kecanduan.
4. Kurangnya dukungan pemulihan
Tanpa pengawasan dan terapi yang tepat, seseorang mudah kembali menggunakan narkoba.
Itulah sebabnya, banyak ahli menegaskan bahwa kecanduan bukan sekadar soal kurangnya kuat menahan diri, tetapi gangguan yang membutuhkan perawatan medis dan psikologis jangka panjang.
Kecanduan dapat diobati, meskipun prosesnya tidak mudah dan membutuhkan komitmen seumur hidup. Langkah awal biasanya dimulai dengan detoksifikasi medis untuk membersihkan tubuh dari zat berbahaya, kemudian dilanjutkan dengan terapi perilaku, konseling, dan rehabilitasi.
Program rawat inap (inpatient) cocok bagi mereka yang memerlukan pengawasan intensif, sementara program rawat jalan (outpatient) lebih sesuai bagi yang sudah lebih stabil secara mental.
