Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

Tsunami Terjang 8 Wilayah di Sulut dan Malut Usai Gempa 7,6 M di Laut Filipina

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan gelombang tsunami akibat gempa bumi 7,6 magnitudo di Laut Filipina telah mencapai sejumlah wilayah Indonesia.

Berdasarkan data dari aplikasi BMKG per 12.56 WIB, setidaknya delapan daerah di Sulawesi Utara hingga Maluku Utara yang telah terdampak. Tercatat, ketinggian gelombang tsunami dari delapan daerah itu tidak melebihi satu meter.

“Berdasarkan pengamatan muka air laut, tsunami telah terdeteksi di lokasi Beo, Biak, Essang, Ganalo, Halmahera Barat, Melonguane, Morotai dan Sangihe,” dikutip dalam informasi BMKG, Jumat (10/10/2025).

Perinciannya, Beo dengan ketinggian gelombang 0,05 meter; Biak setinggi 0,13 meter; Essang setinggi 0,17 meter; Ganalo setinggi 0,05 meter; Halmahera Barat setinggi 0,05 meter.

Adapun, gelombang tsunami juga telah menyentuh wilayah Melonguane setinggi 0,11 meter; Morotai setinggi 0,10 meter dan Sangihe 0,16 meter.

Sebelumnya, terdapat lima wilayah yang telah ditetapkan status waspada. Secara terperinci, empat di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan. Sementara satu lainnya yakni Supiori, Papua 

Adapun, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengemukakan bahwa gempa bumi 7,6 Magnitudo telah terjadi di Laut Filipina, Kepulauan Talaud Sulawesi Utara berpotensi tsunami.

Gempa itu terjadi pada 08.43 WIB di laut pada jarak 275 Km arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara pada kedalaman 58 km.

“Gempabumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).

Dia menambahkan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi ini berjenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik thrust fault,” tutur Daryono.