“Saya menyatakan pada intinya, sepertinya Prabowo lebih suka bagi-bagi gelar kehormatan dan jabatan terhadap kelompok-kelompoknya dan juga kroni-kroninya ketimbang bagi-bagi kesejahteraan, kebahagiaan dan optimisme terhadap rakyat Indonesia,” tegasnya.
Dijelaskan Heru, sikap tersebut menjadi kritik keras terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran yang dinilai tidak konsisten dengan janji politiknya.
“Prabowo telah berkhianat terhadap ucapannya, terhadap komitmennya,” Heru menuturkan.
“Sudah nyata-nyata bahwa apa yang dilakukan Prabowo betul-betul memihak kepada kroni-kroninya, temennya, para tim pemenangnya,” tambahnya.
Ia juga menyinggung kondisi ekonomi nasional yang disebutnya semakin berat di tengah kesenjangan ekonomi, menurunnya daya beli masyarakat, hingga meningkatnya angka PHK.
“Yang jelas-jelas bahwa di Indonesia terjadi kesenjangan, pemerataan ekonomi, lapangan pekerjaan yang sangat sempit, PHK di mana-mana, daya beli masyarakat lumpuh,” imbuhnya.
Ia menambahkan, situasi tersebut turut memengaruhi kepercayaan investor asing terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintah.
“Investor-investor asing sudah meragukan ya kondisi-kondisi ekonomi, proyeksi ekonomi secara menyeluruh, dan pada akhirnya dengan adanya ketidakpercayaan domestik dari luar negeri ini membuktikan bahwa kepercayaan Pak Prabowo ini hanya dinikmati sekali lagi kroni-kroninya, tim suksesnya, teman-teman seangkatannya,” jelasnya.
Heru bilang, kebijakan tersebut telah melenceng dari semangat awal Prabowo yang sempat berjanji membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
