Raperda KTR Bikin Hidup Makin Sulit

Raperda KTR Bikin Hidup Makin Sulit

JAKARTA – Sejumlah pedagang mendatangi Gedung DPRD DKI di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan kekecewaan atas pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Raperda KTR).

Mereka menilai sejumlah pasal dalam rancangan itu memberatkan dan berpotensi mematikan mata pencaharian rakyat kecil.

Yono, salah satu pedagang di kawasan Pasar Minggu, mengaku keberatan dengan rencana penerapan zonasi larangan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari sekolah serta perluasan kawasan tanpa rokok hingga ke warteg, toko kelontong, dan pasar tradisional.

“Aduh, sekarang makin susah. Jualan rokok itu bantu banget muterin dagangan lain. Kalau dilarang, ya habis sudah,” ungkap Yono, Selasa, 7 Oktober.

Senada, Andi, pedagang asal Tanjung Priok, menuturkan kekhawatirannya jika aturan itu tetap diberlakukan. Menurutnya, daya beli masyarakat sudah menurun, sementara pedagang masih harus berhadapan dengan syarat perizinan yang makin rumit.

“Kalau makin diribetin aturan begini, kebutuhan sehari-hari makin susah dipenuhi,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun menegaskan aksi ini merupakan kelanjutan dari deklarasi penolakan pedagang terhadap Raperda KTR beberapa pekan lalu. Ia menilai proses penyusunannya terkesan terburu-buru dan tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi pedagang kecil.

“Kami minta DPRD lebih sensitif. Pendapatan yang kami dapat hari ini untuk hidup besok. Jangan sampai aturan ini menekan ekonomi rakyat kecil,” tegas Ali.

Ali juga mengingatkan agar DPRD tidak gegabah menetapkan kebijakan yang justru menggerus usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi ibu kota.

Aksi pedagang diterima oleh Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta, Jhonny Simanjuntak, dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia memastikan masukan dari pedagang akan menjadi pertimbangan penting dalam tahap finalisasi Raperda KTR.

“Kami pahami kondisi ekonomi di lapangan sedang berat. Suara pedagang kecil, UMKM, dan warung akan kami pertimbangkan untuk mencari jalan tengah yang win-win,” ujar Jhonny.