PSI dorong pemerintah bentuk lembaga khusus mengawasi bangunan

PSI dorong pemerintah bentuk lembaga khusus mengawasi bangunan

Jakarta (ANTARA) – Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia Ahmad Ali mendorong pemerintah membentuk lembaga khusus untuk mengawasi bangunan berkaca sehubungan terjadi kasus robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Lembaga tersebut, lanjut Ali, dibentuk untuk menjalankan tugas pemeriksaan dan memastikan bangunan layak dari sisi konstruksi.

“Kasus di Sidoarjo besar kemungkinan karena konstruksinya bermasalah. Makanya ke depan, perlu ada sertifikasi untuk bangunan dan lembaga ini ditempatkan di setiap kabupaten atau kota tujuannya agar tidak ada lagi kasus seperti di Sidoarjo,” kata Ahmad Ali dalam siaran pers resmi yang diterima Antara, Senin.

Melalui lembaga tersebut, kata Ali, pemerintah dapat menentukan bangunan mana yang tidak ataupun belum memenuhi standar tertentu.

Dengan demikian, insiden bangunan roboh hingga memakan korban jiwa pun dapat dihindari.

Terlepas dari itu, Ali mengaku prihatin atas insiden yang mengakibatkan 49 orang menjadi korban jiwa.

“Kami prihatin dengan apa yang terjadi di Al Khoziny. Semoga pihak yang terdampak terutama keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan,” kata Ahmad Ali.

Ketua Dewan Masjid Sulawesi Tengah itu mengatakan di saat seperti ini rasa solidaritas antar sesama harus diperkuat dengan cara membantu proses evakuasi serta rehabilitasi keluarga korban.

Bagi Ali selain bantuan material, pendampingan psikologi juga perlu diberikan kepada korban dan keluarga.

“Ada beban psikologis yang mereka tanggung. Mereka pasti mengalami trauma berat. Sehingga penyelesaiannya bukan sekadar ngasih materi tapi juga pendampingan psikologis,” kata dia.

Dengan saling bahu-membahu, Ali berharap proses evakuasi maupun pemulihan psikis korban dapat berjalan dengan maksimal.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.