MBG Ala China, Bikin Anak Kenyang dan Bahagia

MBG Ala China, Bikin Anak Kenyang dan Bahagia

Di sebuah pagi yang berkabut di pedalaman Hunan, aroma nasi putih mengepul dari dapur sederhana TK Shaping, Kabupaten Yongshun. Asap tipis keluar dari panci besar, bercampur wangi ayam rebus dan sayuran hijau yang baru saja dipetik dari kebun sekolah. Sejumlah ibu petani duduk di kursi kayu, mengupas ubi manis dan memotong kentang, sambil bercanda tentang betapa anak-anak kini lebih lahap makan sejak ada program makan siang gratis. Bagi banyak keluarga di desa ini, sepiring makan lengkap di sekolah bukan hanya soal kenyang, tapi juga sebuah kemewahan yang dulu sulit dibayangkan.

Sementara di ruang kelas TK Qicai di Xiangxi Tujia dan Miao, waktu camilan sore selalu jadi momen paling ditunggu. Di atas meja kayu panjang, tersaji ubi manis yang dihaluskan lalu dibentuk menyerupai es krim, ditaruh di cone renyah dengan taburan potongan melon. Di sampingnya, segelas susu hangat melengkapi camilan sederhana namun penuh gizi. “Kami ingin anak-anak tidak hanya kenyang, tapi juga bahagia setiap kali makan,” kata Xiang Haiyan, kepala sekolah Qicai, seperti dikutip Xinhua.

Program makan siang gratis di pedesaan China ini diluncurkan pada November 2011 dengan nama Nutrition Improvement Program for Rural Compulsory Education Students (NIPRCES). Sasaran utamanya adalah siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (usia 6–15 tahun) di wilayah pedesaan.

Makanan berupa lauk dan sayur yang disajikan bervariasi menurut musim. Dalam menu mingguannya, sekolah-sekolah TK yang terlibat program Nutrition Improvement ini diarahkan menggunakan sayur lokal seperti kol, kentang manis, jagung, ubi, sayur hijau. Protein dari daging ayam, atau kadang bebek, serta sumber protein nabati seperti tahu dan kacang-kacangan. Sup harian, misalnya sup telur atau sup tahu yang ringan. Karbohidrat dipenuhi dari nasi, ubi, jagung, kentang. Standar nasional menuntut sekolah menyajikan setidaknya 25 jenis bahan makanan berbeda dalam seminggu. Bahan baku harus diprioritaskan dari hasil tani lokal agar segar sekaligus mendukung ekonomi desa

Camilan sore sering menggunakan bahan-bahan seperti ubi manis, kentang, jagung kukus atau panggang, atau sedikit buah segar. Semua itu disertai cara penyajian dan pengawasan yang diperhatikan. Porsi diukur, menu disusun pergantian setiap bulannya, foto makanan dan anak yang makan diunggah ke platform pengawasan nutrisi, dan penggunaan bahan baku dari petani lokal agar kesegaran bahan terjaga dan rantai pasokan dapat dipantau.