Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup

Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup

Profesor dari IPB Ini Menilai Ultra-processed Food di MBG Bergizi Cukup
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ali Khomsan, menilai
 ultra-processed food
(UPF) dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bergizi cukup.
“Sosis,
nugget
, mi instan adalah contoh
ultra-processed food
 yang relatif bisa ditemui di pasaran. Sosis dan
nugget
dari pangan hewani juga sehingga gizinya cukup baik,” kata Profesor Ali Khomsan kepada 
Kompas.com
, Rabu (1/10/2025).
Ultra-processed food
 dalam MBG tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan asalkan selama penggunaannya tetap dalam batas wajar.
Ali mengingatkan bahwa penggunaan produk ultra-processed tetap perlu dibatasi proporsinya, agar tidak menggeser semangat MBG yang mengedepankan pangan lokal dan makanan segar.
“Produk
ultra-processed
mungkin mengandung banyak terigu (yang ini tidak sejalan dengan mengusung semangat pangan lokal),” ujar Ali Khomsan.
“Oleh karena itu yang perlu adalah adanya pembatasan berapa banyak kandungan
ultra-processed
ini diperbolehkan, sehingga tidak menjadi sorotan masyarakat,” lanjutnya.
Menurut Ali, produk
ultra-processed
seperti sosis,
nugget
, atau mi instan secara umum sudah melalui uji keamanan pangan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum beredar di pasaran.

Ultra-processed foods
kalau sudah beredar di pasaran biasanya pasti sudah memenuhi syarat Kemenkes/BPOM, sehingga aman tentunya,” kata dia.
Ali menjelaskan, MBG sejauh ini sudah dirancang dengan prinsip keberagaman pangan dan keseimbangan gizi, termasuk takaran yang disusun oleh ahli gizi.
Karena itu, dari segi kualitas dan kuantitas, menu MBG sejauh ini dinilai masih sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak penerima manfaat.
“Kan MBG sejauh ini sudah memenuhi syarat keberagaman, ada nasi lauk, buah, dan sayur. Takaran juga sudah diperhitungkan ahli gizi, sehingga dari segi kualitas dan kuantitas sejauh ini tidak ada masalah,” jelasnya.
Ali mencontohkan bahwa makanan olahan seperti sosis atau
nugget
termasuk produk pangan hewani yang tetap memiliki kandungan gizi baik, terutama protein, meskipun masuk kategori
ultra-processed
.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan tidak semua produk
ultra-processed food
dilarang masuk ke dalam menu MBG.
“Untuk beberapa produk yang baik dan sehat dimungkinkan, contoh susu UHT plain,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Namun, berbeda dengan Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang yang justru tidak mendukung produk UPF.
Dengan tegas, dia melarang penggunaan makanan UPF sebagai menu makanan Program MBG.
Dia juga memastikan kebijakan ini akan tetap membuka peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang.
“Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.