Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah telah menyalurkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp22,67 triliun untuk mendukung penyaluran rumah subsidi hingga September 2025.
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), Heru Pudyo Nugroho menjelaskan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk membiayai 182.657 unit rumah subsidi.
“Penyaluran rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) per 25 September 2025 sebanyak 182.657 unit senilai Rp22,67 triliun,” jelas Heru saat Konferensi Pers di Kantor BP Tapera, Jumat (28/9/2025).
Adapun, 182.657 unit FLPP itu disalurkan langsung oleh 38 bank penyalur dan melibatkan 7.378 pengembang yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia.
Sepanjang tahun ini pemerintah menganggarkan 350.000 unit kuota rumah subsidi. Artinya, realisasi rumah subsidi hingga periode September itu baru mencapai 52,18% dari total kuota tersedia.
Meski demikian, Heru mengaku optimistis pihaknya dapat menyalurkan penuh seluruh kuota 350.000 unit rumah subsidi yang tersedia hingga akhir tahun. Percepatan penyaluran itu akan melibatkan seluruh stakeholder perumahan.
“Saya optimistis target 350.000 akan tercapai di akhir tahun 2025, saat ini telah tercapai sebesar 52,18%. Saya yakin berkat dukungan semua pihak, kolaborasi lintas sektor, dan semangat para pengembang insyaa Allah target ini akan segera terselesaikan,” tambahnya.
Sebelumnya, pemerintah resmi menambah kuota FLPP menjadi 350.000 unit rumah sepanjang tahun ini.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara) menuturkan bahwa tambahan anggaran yang digelontorkan oleh Kementerian Keuangan untuk mendukung penambahan kuota itu mencapai Rp16,4 triliun.
“Kita tidak bicara lagi kuota 220.000 unit, kita bicara 350.000 [unit] ya. Jadi, kalau anggarannya [yang ditambahkan] untuk 350.000 itu, berarti total sekitar yang ke BP Tapera itu sekitar Rp16,4 triliun,” jelasnya.
Adapun, total alokasi anggaran yang diguyurkan untuk mendukung penyaluran 350.000 unit rumah FLPP tembus Rp35 triliun.
Perinciannya, sebesar Rp18 triliun merupakan dana eksisting untuk mendukung penyaluran 220.000 unit rumah dan sisanya yakni sekitar Rp16,4 triliun untuk mendukung penyaluran rumah subsidi 130.000 unit.
