Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia ditutup menguat pada Jumat (27/9/2025) seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa Timur. Serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia memangkas ekspor bahan bakar negara tersebut, sehingga mendorong kenaikan harga minyak.
Mengutip CNBC, Sabtu (27/9/2025), harga minyak mentah berjangka Brent naik 71 sen atau 1,02% menjadi USD 70,13 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 74 sen atau 1,14% ke level USD 65,72 per barel.
“Pasar terus berfokus pada situasi antara Rusia dan Ukraina,” ujar mitra Again Capital John Kilduff.
“Serangan pesawat nirawak oleh Ukraina ini mulai bertambah,” kata dia.
Pemerintah Rusia sendiri memperketat pembatasan energi. Wakil Perdana Menteri Alexander Novak menyatakan, negara tersebut akan memberlakukan larangan sebagian ekspor solar hingga akhir tahun dan memperpanjang larangan ekspor bensin yang sudah berlaku.
Kondisi ini turut menekan kapasitas kilang dan memicu kelangkaan bahan bakar di beberapa wilayah Rusia.
Kebijakan Trump
Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow menjelaskan, kebijakan Amerika Serikat (AS) juga mendukung kenaikan harga minyak dunia.
“Presiden Trump terus menekan sekutu AS untuk mengurangi impor Rusia,” katanya.
“Kita mungkin akan melihat India dan Turki mengurangi sebagian impor mereka dari Rusia,” tambah Andrew Lipow.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723195/original/090971800_1705922161-fotor-ai-20240122181449.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)