Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Wamildan Tsani Panjaitan turut mendampingi lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS).
Hal ini diketahui usai Wamildan absen menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR pada Senin (22/9/2025) dengan alasan terbang ke Amerika Serikat.
Direktur Niaga GIAA Reza Aulia Hakim menuturkan bahwa selain mendampingi lawatan Presiden Prabowo Subianto ke AS, alasan Wamildan terbang ke AS sekaligus untuk menindaklanjuti rencana pengadaan 50 armada sebagaimana kesepakatan perdagangan Indonesia dengan Donald Trump dalam rangka penurunan tarif.
“Untuk keperluan bekerja sama jangka panjang inilah bapak direktur utama kami mendampingi bapak Presiden dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing,” kata Wamildan dalam RDP dengan Komisi VI di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Reza menjelaskan bahwa dalam rencana penambahan armada dalam jangka panjang, salah satunya penjajakan bersama dengan pabrikan pesawat, yakni Boeing. Kerja sama tersebut pun agar Garuda Indonesia mendapatkan kepastian jumlah pesawat dan harga yang lebih kompetitif.
Meski demikian, Reza memastikan bahwa penambahan armada burung besi ini dilakukan tetap dengan memertimbangkan berbagai hal, termasuk sejumlah keuntungan.
“Garuda Indonesia bersama-sama dengan pemangku kepentingan lain akan memastikan agar pembelian tersebut membawa keuntungan optimal, baik secara strategis, operasional, dan juga finansial,” ujarnya.
Maklum, armada Garuda Indonesia menyusut secara drastis jika dibandingkan dengan masa pra-pandemi Covid-19 atau pada 2019.
Di mana pada 2019, jumlah armada Garuda Indonesia mencapai 142 unit. Kemudian sejalan dengan penurunan jumlah penumpang dan minimnya pasokan suku cadang, pesawat yang dapat dioperasionalkan tersisi 68 unit pada 2022.
Seiring dengan pulihnya industri penerbangan, Reza menjelaskan bahwa sudah terjadi penambahan jumlah armada 71 armada pada 2023 dan 73 armada pada 2024.
Per Agustus 2025, total armada bertambah lima unit sehingga mencapai 78 unit. Terdiri dari 32 armada wide body dan 46 unit narrow body.
Hingga akhir tahun, rencananya akan ada tambahan dua unit lagi sehingga total menjadi 80 unit.
“Sepanjang 2025 kami targetkan total akan ada 7 armada baru, dan ini penambahan pesawat terbanyak Garuda Indonesia pascapandemi,” jelasnya.
Adapun, Garuda memang merencanakan penambahan 100 armada pesawat baru dalam kurung waktu hingga 2029.
Sebagaimana pemberitaan Bisnis sebelumnya, kesepakatan pembelian 50 pesawat Boeing oleh Garuda Indonesia sudah dilakukan dan baru terkirim satu unit. Sementara 49 sisanya dikirim paling cepat mulai 2031.
