Untung Rugi SPBU Swasta Impor Bahan Baku BBM Lewat Pertamina

Untung Rugi SPBU Swasta Impor Bahan Baku BBM Lewat Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo sepakat untuk membeli bahan baku BBM atau base fuel dari Pertamina imbas pasokan habis. Langkah ini pun membawa keuntungan dan kerugian bagi pihak terkait.

Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif, sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina. Adapun pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

Adapun kesepakatan membeli base fuel Pertamina itu tak lepas dari kelangkaan BBM di SPBU swasta. Kelangkaan BBM di SPBU swasta terjadi lantaran stok yang diberikan pemerintah telah habis sebelum akhir tahun.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar menilai bahwa keputusan SPBU swasta itu merupakan langkah moderat untuk menangani solusi jangka pendek. Menurutnya, hal itu perlu diambil agar SPBU swasta tak berhenti beroperasi.

“Ini langkah moderat yang memang harus diambil daripada lama SPBU swasta kosong BBM dan berhenti beroperasi. Jika [SPBU swasta] setop operasi justru risiko ekonomi lebih besar,” kata Bisman kepada Bisnis, Sabtu (20/9/2025).

Dia pun menyebut keputusan membeli base fuel dari Pertamina memiliki sisi positif dan negatif. Keuntungannya, impor bahan baku BBM bisa menjadi bagian dari cara mengatur neraca perdagangan dengan negara pengekspor. Dia menambahkan kontrol pemerintah terhadap ketersediaan dan harga BBM akan lebih terjamin. Bisman menyebut, hal ini juga wujud penguasaan total atas tata kelola hilir migas yang bisa juga menjaga keamanan energi nasional.  

“Ini tentunya akan makin menguatkan dominasi BUMN atas perniagaan BBM,” katanya.

Di sisi lain, dia mengakui seolah-olah SPBU swasta menjadi cabang Pertamina sehingga masyarakat memiliki pilihan produk BBM yang lebih terbatas. Sebagai contoh, dia menyebut perbedaan harga menjadi kian tipis. 

“Bisa jadi impor oleh SPBU swasta bisa lebih efisien,” katanya. 

Sementara itu, Praktisi Migas Hadi Ismoyo berpendapat keputusan SPBU swasta membeli base fuel Pertamina bukan langkah ideal. Namun, ini jadi tengah untuk memenuhi kebutuhan BBM di Tanah Air.

Mantan sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) itu menuturkan, kesepakatan antara SPBU swasta dan Pertamina masih menyisakan pekerjaan rumah (PR). Ini khususnya untuk memastikan agar produk akhir BBM tetap sesuai spesifikasi di perusahaan swasta masing-masing.

“Model bisnis selama ini swasta langsung impor dari luar. Apakah mereka punya fasilitas blending (pencampuran) di dalam negeri?” kata Hadi.

Dia juga menyoroti dampak kebijakan ini terhadap harga jual produk BBM di tangan konsumen. Alasannya, dia berujar, Pertamina harus mendapat margin dalam transaksi dengan pelaku usaha SPBU swasta.

Kesepakatan SPBU Swasta dengan Pertamina

Kesepakatan SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo membeli base fuel dari Pertamina pertama kali diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/9/2025) sore.

Bahlil mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

Namun dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

“Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” ucap Bahlil.

Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

“Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” katanya.

Dia mengatakan, Pertamina bakal melakukan impor base fuel yang selanjutnya dibeli SPBU swasta. Dia pun mengimbau agar pemilik jaringan SPBU swasta dan Pertamina bisa menyepakati harga yang ideal dalam jual beli tersebut. Alasannya, transaksi antara perusahaan minyak itu bakal dilakukan secara business to business (B2B). Dia juga belum bisa menyebut berapa volume yang ditentukan karena akan dibicarakan antara perusahaan saja.

“Kami ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” tuturnya.

Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menambahkan bahwa, dalam transaksi antara perusahaan minyak itu segera rampung. Menurutnya, base fuel itu bisa sampai di Indonesia paling lambat dalam tujuh hari. Dengan begitu, dia memastikan stok BBM di SPBU swasta bisa kembali normal dalam sepekan ke depan.

“Yang penting tujuh hari barang sudah tiba di Indonesia,” katanya.