Bisnis.com, JAKARTA — Industri tekstil di Tanah Air masih menghadapi sejumlah tantangan yang menekan kinerja keuangan. Sejumlah pabrik tekstil di Indonesia pun mulai bertumbangan sepanjang 2025.
Sejatinya, malapetaka di industri tekstil itu sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun lalu saja, lebih dari selusin perusahaan tekstil yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga harus tutup.
Nasib perusahaan yang pailit hingga tutup pun berlanjut pada tahun ini. Mereka rata-rata tertimpa masalah keuangan imbas menurunnya permintaan.
Terbaru, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) menambah daftar hitam itu. Perusahaan tersebut resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat lewat putusan perkara No. 3/Pdt.SusPKPU/2025/PN Jkt. Pst.
SBAT merupakan produsen benang hasil daur ulang atau recycle yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Tan Heng Lok sebesar 34,48% dan publik 51,52%. Perusahaan pelat merah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) juga tercatat memiliki saham SBAT sebesar 13,99%. Sisanya, 0,001% dimiliki oleh Martha Intan Yaputra, direksi perseroan.
Pailitnya SBAT telah menambah daftar panjang perusahaan tekstil yang tutup. Berikut daftar perusahaan tekstil yang pailit maupun tutup sepanjang 2025:
Deretan Pabrik Tekstil Pailit hingga Tutup Sepanjang 2025
1. Sritex
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex resmi menutup operasionalnya pada 1 Maret 2025. Akhir perjalanan dari raksasa tekstil yang pernah berjaya di Asia Tenggara itu seturut dengan sejumlah kasus kegagalan pembayaran utang hingga berujung pailit.
Berdasarkan catatan pemberitaan Bisnis, tim kurator Sritex telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap total 10.969 pekerja sepanjang Januari-Februari 2025. Jumlah itu merupakan akumulasi dari beberapa perusahaan Grup Sritex, seperti PT Sritex Sukoharjo, PT Primayuda Boyolali, PT Sinar Panja Jaya Semarang, dan PT Bitratex Semarang.
Menilik sejarah singkatnya, Sritex merupakan salah satu nama besar di industri tekstil Indonesia yang memulai perjalanannya pada 1966. Kini, perusahaan itu tinggal legenda.
2. PT Asia Pacific Fibers
PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengumumkan penutupan permanen pabriknya di Karawang yang memproduksi produk kimia dan serat untuk tekstil pada Juli 2025.
