Alarm Ekonomi China, Belanja Pemerintah China Cuma Tumbuh 6%

Alarm Ekonomi China, Belanja Pemerintah China Cuma Tumbuh 6%

Bisnis.com, SOLO – Belanja pemerintah China tumbuh lebih lambat untuk bulan kedua berturut-turut, menandakan risiko baru bagi perekonomian Negeri Panda yang momentum pemulihannya mulai melemah.

Data Kementerian Keuangan yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (18/9/2025) menunjukkan total pengeluaran dari dua pos fiskal utama hanya naik 6% pada Agustus 2025 dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 2,7 triliun yuan (US$380 miliar). Laju tersebut menjadi yang paling lambat sejak Mei.

Sementara itu, penerimaan gabungan pemerintah dari anggaran publik umum dan dana yang dikelola pemerintah hanya naik kurang dari 0,3% menjadi 1,6 triliun yuan. Akibatnya, defisit anggaran periode Januari–Agustus melebar menjadi 6,7 triliun yuan.

“Perlambatan pertumbuhan belanja pemerintah pada Agustus, akumulasi simpanan fiskal, serta penurunan tajam investasi infrastruktur selama Juli–Agustus menunjukkan bahwa pembuat kebijakan tidak terburu-buru menambah stimulus, meski ekspor masih cukup tangguh,” tulis ekonom Goldman Sachs Group Inc. termasuk Lisheng Wang dalam catatan riset.

Pelemahan belanja ini mengikuti percepatan stimulus fiskal pada awal tahun ketika ekonomi terbesar kedua dunia itu menghadapi tekanan dari tarif impor yang diberlakukan Donald Trump. Pada Agustus, penerbitan obligasi pemerintah bersih juga melambat untuk pertama kalinya tahun ini, sehingga membatasi ruang belanja Beijing.

Minimnya dukungan fiskal berkontribusi terhadap kinerja ekonomi terlemah sepanjang tahun, khususnya pada Juli dan Agustus. Investasi — salah satu instrumen utama pemerintah untuk mendorong pertumbuhan — anjlok signifikan.

Meski semakin banyak analis mendesak Beijing meningkatkan stimulus, risiko lonjakan utang membuat otoritas kemungkinan menahan diri dari ekspansi fiskal agresif seperti beberapa tahun terakhir. Hingga Januari–Agustus, belanja pemerintah secara keseluruhan tercatat naik 8,9% dari tahun lalu menjadi 24,2 triliun yuan.

Angka terbaru Kementerian Keuangan juga menunjukkan pemerintah kesulitan meningkatkan penerimaan. Pelemahan ekonomi membatasi pendapatan pajak, sementara penjualan lahan tetap lesu seiring krisis perumahan yang belum berakhir.

Dalam delapan bulan pertama 2025, penerimaan pajak hanya naik tipis 0,02% menjadi 12,1 triliun yuan, sedangkan pendapatan pemerintah daerah dari penjualan lahan turun 4,7% menjadi 1,9 triliun yuan. Keduanya menyumbang 80% dari total penerimaan pemerintah selama periode tersebut.

“Dengan permintaan domestik yang lesu serta kelemahan berlanjut di pasar tenaga kerja dan properti, kami menilai pelonggaran tambahan yang terukur dan terarah masih diperlukan dalam kuartal mendatang,” tambah ekonom Goldman Sachs.