Penjualan Apartemen di Jakarta Lesu, Bos Intiland (DILD) Ungkap Biang Keroknya

Penjualan Apartemen di Jakarta Lesu, Bos Intiland (DILD) Ungkap Biang Keroknya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Intiland Development Tbk. (DILD) mengungkap penyebab utama penjualan hunian vertikal atau apartemen di Jakarta masih lesu sepanjang semester I/2025.

Presiden Direktur DILD, Archied Noto Pradono menjelaskan landainya penyerapan suplai apartemen tersebut disebabkan oleh adanya tren pelemahan daya beli. Sehingga, pasar cenderung masih menunda pembelian atau wait and see.

“Masih lesu, daya beli menurun dan minat konsumsi juga masih lemah dan juga akhirnya market menunda atau wait and see,” kata Archied kepada Bisnis, Minggu (14/9/2025).

Di samping itu, Archied juga menyebut adanya pergeseran tren investasi. Sehingga, saat ini apartemen cenderung diserap oleh pasar yang benar-benar akan meninggali hunian tersebut saja (end user).

Archied mengungkapkan, penurunan minat apartemen sebagai instrumen investasi terjadi sejak Pandemi Covid-19 merebak yang sempat mendistorsi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Okupansi atas unit yang terjual tinggi, karena belakangan beberapa tahun ini sejak Covid sudah end user [yang aktif melakukan pembelian],” ujarnya.

Sementara itu, mengacu pada laporan keuangan Semester I/2025, DILD membukukan pendapatan usaha senilai Rp1,21 triliun. Realisasi itu turun 10,80% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semester I/2024 senilai Rp1,36 triliun.

Adapun, segmen pengembangan kawasan industri mencatat kontribusi sebesar Rp394 miliar atau menyumbang 51% dari total pendapatan pengembangan pada semester I/2025.

Sementara itu, segmen penjualan high rise mencakup apartemen sebesar Rp146,98 miliar sepanjang semester I/2025. Posisinya melemah 23,87% dibandingkan dengan penjualan high rise pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp193,07 miliar.

Sebelumnya, Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia memang mengungkap penjualan hunian vertikal yakni apartemen dan kondominium masih dihadapkan pada tantangan sepanjang semester I/2025. 

Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim menuturkan bahwa pasar apartemen dan kondominium masih stagnan meskipun pemerintah telah menggulirkan insentif bebas PPN atau PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100%. 

“Sektor apartemen atau kondominium, di sini juga kita bisa lihat memang kalau secara aktivitas pasar memang terpantau cukup flat dari sisi sales rate memang dari semua produk yang ditawarkan di Jakarta kita bisa lihat tingkat penjualannya kurang lebih stagnan,” jelasnya dalam media briefing di Jakarta, dikutip Kamis (14/8/2025). 

Bahkan, Yunus menjelaskan bahwa penjualan apartemen sepanjang semester I/2025 di Jakarta yang tercatat oleh JLL Indonesia hanya ada di angka 150 unit. Posisinya jauh menurun dibandingkan dengan rata-rata penjualan unit apartemen dalam kurun waktu 10 tahun belakangan yang ada di angka 3.560 unit.