Diancam Langkah Balasan, Meksiko Tegaskan Tarif Impor China Bukan untuk Cari Konflik

Diancam Langkah Balasan, Meksiko Tegaskan Tarif Impor China Bukan untuk Cari Konflik

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membela rencananya untuk memberlakukan tarif baru terhadap impor asal China. Dia menegaskan langkah tersebut bukan untuk memicu konflik dengan China, melainkan melindungi industri dalam negeri.

Sheinbaum menekankan bahwa sikap perdagangan agresif Meksiko itu tidak terkait dengan pembicaraan yang tengah berlangsung dengan Amerika Serikat (AS). Menteri Ekonomi Marcelo Ebrard memperkirakan kurang dari 9% impor akan terdampak kebijakan ini.

“Kami ingin berdialog tanpa menciptakan konflik,” ujar Sheinbaum dalam konferensi pers hariannya dikutip dari Bloomberg, Jumat (12/9/2025).

Pemerintah Meksiko mengusulkan tarif hingga 50% terhadap sejumlah produk dari China dan negara Asia lain, termasuk mobil, suku cadang otomotif, dan baja. Kebijakan itu langsung mendapat respons keras dari Beijing yang mendesak Meksiko untuk mempertimbangkan kembali langkahnya.

“Meksiko harus berhati-hati dan berpikir dua kali sebelum menaikkan tarif,” demikian pernyataan pemerintah China, yang menuduh Meksiko tunduk pada tekanan AS terkait kebijakan tarif.

Selama beberapa dekade, Meksiko dikenal sebagai negara dengan keterbukaan perdagangan melalui berbagai perjanjian bilateral maupun multilateral. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, tekanan meningkat dari kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump, khususnya terkait tarif tinggi terhadap produk China.

Sheinbaum menambahkan bahwa pemerintahnya telah berkomunikasi dengan kedutaan besar China dan Korea Selatan untuk menjelaskan rencana tersebut. Menurutnya, kebijakan itu merupakan proyek nasional untuk memperkuat ekonomi Meksiko dan masih harus melalui evaluasi serta persetujuan kongres.

Ebrard sebelumnya menyebut masuknya mobil murah asal China telah mendistorsi pasar otomotif, yang menjadi salah satu sektor manufaktur utama Meksiko. 

“Mobil dari Asia, khususnya China, harganya rata-rata jauh lebih rendah dan jelas merupakan strategi merebut pangsa pasar, sehingga merugikan industri lokal,” ujarnya dalam wawancara dengan Radio Formula.

Berdasarkan data Asosiasi Mobil Penumpang China, ekspor mobil China ke Meksiko melonjak hampir seperempat pada paruh pertama 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu. Meksiko kini menjadi pasar ekspor utama kendaraan asal Negeri Tirai Bambu, menggantikan Rusia.

Tarif impor baru itu direncanakan berlaku atas lebih dari 1.400 kategori produk dari negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, termasuk China, Korea Selatan, dan India. Produk yang terdampak mencakup mainan hingga furnitur, dengan tarif antara 10% sampai 50% sesuai kategori.

Kamar Dagang dan Teknologi China di Meksiko memperingatkan kebijakan tersebut akan merugikan konsumen akibat dampak inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada barang seperti pakaian, alas kaki, dan peralatan rumah tangga.

Selain itu, mereka menilai tarif baru berpotensi menekan pertumbuhan sektor industri strategis, rantai pasok, serta menghambat transisi energi Meksiko karena mencakup kendaraan listrik yang belum diproduksi di dalam negeri.