Data Inflasi AS Dorong Optimisme Pasar, Wall Street Ditutup Menguat

Data Inflasi AS Dorong Optimisme Pasar, Wall Street Ditutup Menguat

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/9/2025) waktu setempat seiring dengan data inflasi dan tenaga kerja yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini.

Melansir Reuters pada Jumat (12/9/2025), indeks S&P 500 naik 0,85% ke level 6.587,47. Indeks Nasdaq menguat 0,72% menjadi 22.043,08, sedangkan Dow Jones Industrial Average melonjak 1,36% ke 46.108,00 dan menutup perdagangan di rekor tertinggi.

Saham JPMorgan dan Goldman Sachs memimpin kenaikan Dow dengan penguatan lebih dari 1%. Dari 11 sektor S&P 500, sepuluh ditutup naik, dipimpin sektor material yang melesat 2,14% dan disusul kesehatan dengan kenaikan 1,73%.

Data terbaru menunjukkan inflasi konsumen AS pada Agustus naik lebih tinggi dari perkiraan dengan kenaikan tahunan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.

“Inflasi tetap membandel. Apakah kita menyebutnya stagflasi atau tidak, tergantung definisi masing-masing. Yang jelas, saat ini kita berada pada periode yang berbeda dari beberapa tahun terakhir, dengan pasar tenaga kerja yang melambat signifikan sementara inflasi belum ikut turun,” ujar Atsi Sheth, Chief Credit Officer Moody’s Ratings di New York.

Sheth memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga 25 basis poin pekan depan dan memangkas lagi 25 basis poin pada akhir tahun.

Perdagangan kontrak berjangka menunjukkan pelaku pasar hampir pasti memperkirakan penurunan suku bunga minimal 25 basis poin pada rapat kebijakan pekan depan, dengan peluang sekitar 7% untuk pemangkasan lebih dalam sebesar 50 basis poin.

Ekspektasi itu muncul setelah serangkaian data pasar tenaga kerja yang lemah serta rilis data inflasi produsen pada Rabu yang lebih rendah dari perkiraan.