Sebelumnya, harga emas melanjutkan tren kenaikan pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) usai cetak rekor tertinggi. Lonjakan harga emas ini didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan segera terjadi pada bulan September, sementara investor menantikan data inflasi yang akan dirilis minggu ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (10/9/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 3.646,59 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.673,95 pada awal sesi perdagangan.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,2% menjadi USD 3.685,60.
“Reli ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga, kemungkinan paling cepat pada bulan September,” kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Para pedagang saat ini memperkirakan peluang sebesar 92% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, sementara beberapa lainnya bertaruh pada penurunan yang lebih besar sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch .
Hal ini terjadi setelah data hari Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam di bulan Agustus. Suku bunga yang lebih rendah menekan dolar dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1369942/original/091580800_1476098427-20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)