Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga RT 01 RW 08 Dusun Meduri, Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, kembali menghadapi krisis air bersih menasuki musim kemarau tahun ini. Sedikitnya 30 rumah tangga di wilayah tersebut terdampak kekeringan dan mulai kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Kepala Desa Meduri, Hariyono, mengatakan laporan dari warga masuk sejak sebulan terakhir. Masyarakat yang terdampak harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer untuk mengambil air dari sungai atau sumber terdekat.
“Setelah ada laporan, kami langsung mengajukan bantuan distribusi air bersih ke BPBD Bojonegoro agar kebutuhan warga bisa segera tertangani,” ujarnya, Senin (8/9/2025).
Salah seorang warga, Suyatun, mengaku cukup kesulitan saat harus mencari air. “Kami biasanya pergi ke sungai yang masih ada airnya, jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumah. Itu pun harus naik sepeda motor sambil membawa jerigen,” tuturnya.
Menanggapi laporan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro langsung menyalurkan bantuan air bersih pada Senin (8/9/2025). Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyebut distribusi dilakukan menggunakan satu unit truk tangki berkapasitas 5.000 liter.
“Air ini diperkirakan mencukupi kebutuhan warga hingga dua sampai tiga hari. Jika ada permintaan lagi, kami siap kirim kembali agar tidak ada warga yang kesulitan air bersih,” jelasnya.
Heru menambahkan, hingga saat ini pihaknya sudah menerima laporan kekeringan dari delapan kecamatan di sepuluh titik, di antaranya Kecamatan Kepohbaru (SMA N 1 Kepohbaru, Dusun Kepoh, MTsN Kepohbaru), Sugihwaras (Desa Siwalan), Sumberejo (Desa Karangdinoyo), Temayang (Desa Papringan), Sekar (Desa Bobol), Margomulyo (Desa Meduri), Dander (Sekolah Rakyat Desa Ngumpakdalem), dan Sukosewu (Desa Sumberejokidul).
BPBD Bojonegoro mengimbau masyarakat yang terdampak untuk segera melapor melalui pemerintah desa setempat agar distribusi air bersih bisa dilakukan lebih cepat. [lus/suf]
