Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah video yang diduga memperlihatkan suasana perpisahan karyawan usai terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam, Kediri, viral di media sosial. Video yang diunggah akun TikTok (et) adion._87 itu pun menyentuh banyak hati warganet.
Dalam unggahannya, mantan karyawan tersebut menuliskan pesan penuh haru setelah 14 tahun bekerja di salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
“14 tahun sudah perjalanan bersama PT Gudang Garam. Bukan hal yang mudah menerima keputusan PHK ini, karena di sinilah saya belajar, bertumbuh, dan menemukan keluarga kedua. Terima kasih untuk semua kenangan, kerja sama, dan persahabatan yang terjalin. Semoga langkah kita semua tetap dimudahkan Tuhan, dan semoga perusahaan terus maju,” tulisnya.
Pesan tersebut langsung menuai simpati ribuan warganet. Banyak yang merasa prihatin sekaligus terkejut, mengingat PT Gudang Garam dikenal sebagai salah satu perusahaan rokok raksasa dengan jaringan produksi dan distribusi yang luas di Indonesia.
Hingga kini, pihak manajemen PT Gudang Garam belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah karyawan yang terdampak maupun detail alasan efisiensi tersebut. Namun, rumor yang beredar di publik menyebutkan bahwa PHK massal ini dipicu oleh tingginya beban pajak cukai rokok serta maraknya peredaran rokok ilegal yang semakin merugikan industri resmi.
Sejumlah warganet bahkan mengaitkan keputusan PHK dengan kondisi pasar rokok yang semakin tertekan. Akun @uniq* menuliskan, “Pajak besar berdampak ke harga rokok. Banyak konsumen beralih ke rokok ilegal atau pakai tingwe (ngelinting dewe).”
Tak sedikit warganet yang menyuarakan mrngaitkan dengan kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu menekan industri lewat kenaikan cukai.
“Gudang Garam pabrik besar saja bisa PHK karyawannya, sungguh miris negeri ini. Kalian tekan pajak begitu tinggi, daya beli menurun, pabrik gulung tikar, pengangguran bertambah. Sekarang rakyat mau bayar pakai apa?” komentar akun @sipi***.
Banyak pula yang mengingatkan bahwa PHK massal ini bukan hanya soal perusahaan, melainkan juga tentang nasib ribuan keluarga yang bergantung pada industri rokok. [fyi/beq]
