Bisnis.com, JAKARTA — Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD) mewanti-wanti lonjakan ketidakpastian kebijakan perdagangan global pada 2025 yang berpotensi menekan stabilitas ekonomi dunia.
UNCTAD menilai bahwa gejolak kebijakan perdagangan tidak lagi sekadar urusan tarif, melainkan telah berkembang menjadi instrumen politik, keamanan, dan lingkungan hidup yang dijalankan sepihak oleh sejumlah negara. Kondisi ini menimbulkan risiko lanjutan berupa meningkatnya biaya perdagangan, volatilitas pasar keuangan, hingga terganggunya kepercayaan antar mitra dagang.
“Ketidakpastian sering kali lebih merusak dibanding tarif. Perusahaan bisa beradaptasi dengan biaya tinggi, tetapi sulit membuat rencana ketika arah kebijakan berubah-ubah,” tulis UNCTAD dalam laporan terbarunya, Global Trade Update September 2025, dikutip Sabtu (6/9/2025).
UNCTAD menguraikan dampak ketidakpastian perdagangan dalam tiga aspek utama. Pertama, biaya bisnis dan investasi meningkat karena perusahaan harus menanggung inventori berlebih serta merombak rantai pasok.
Kedua, stabilitas makroekonomi terganggu akibat guncangan kurs, arus modal yang tidak menentu, serta kredit yang mengetat. Ketiga, kepercayaan antarnegara terkikis, membuka jalan bagi aksi sepihak dan siklus ketidakpastian yang makin sulit diputus.
Negara Berkembang Paling Rentan
Lebih lanjut, laporan UNCTAD menunjukkan gejolak impor ke Amerika Serikat pada paruh pertama 2025 paling terasa bagi negara berkembang dan miskin. Lonjakan volatilitas baru muncul pada kuartal II/2025, menandakan keterpaparan lebih dalam dengan jeda waktu tertentu.
Keterlambatan ini justru membuat negara miskin lebih rapuh karena tidak siap mengantisipasi guncangan. Selain itu, keterbatasan modal kerja, akses pembiayaan ekspor, hingga infrastruktur logistik membuat perusahaan kecil di negara miskin kesulitan menyesuaikan diri dengan cepat.
UNCTAD pun merekomendasikan beberapa langkah untuk meredam gejolak, antara lain pemberitahuan dini atas perubahan kebijakan, dasar analisis yang transparan, koordinasi internasional lewat WTO dan UNCTAD, penguatan komitmen perjanjian perdagangan, serta diversifikasi pasar ekspor.
“Prediktabilitas adalah fondasi perdagangan internasional. Tanpa kepastian, investasi dan pembangunan akan terhambat, terutama di negara berpendapatan rendah,” tegas UNCTAD.
